Benarkah Sidratul Muntaha dalam Isra Mikraj Nabi Adalah Sebatang Pohon?

Ilustrasi Pohon Raksasa
Sumber :
  • Pixabay / PublicDomainPictures

MindsetIsra Mikraj adalah perjalanan yang Nabi Muhammad saw lakukan di malam hari menempuh jarak tempuh jauh di bumi dan di langit. Isra adalah perjalanan di bumi dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa, sementara Mi’raj adalah perjalanan naik ke langit melintasi tujuh lapis langit. 

Hadis Semangka, Ternyata Bagus dimakan Bersama Kurma atau Jahe

Perjalanan Mi’raj berakhir di Sidratul Muntaha. Dikisahkan bahwa di tempat itulah Nabi Muhammad saw. menghadap Allah Swt dan mendapatkan perintah untuk melaksanakan salat lima waktu

Lalu Sobat Mindset pasti penasaran dengan seperti apa gambaran Sidratulmuntaha ini, kan?

5 Poin ‘Penyaliban’ Yesus Kristus Pada Jumat Agung Versi Islam

Berdasarkan penjelasan-penjelasan dari para ulama terdahulu, kita mendapatkan gambaran umum seperti apa Sidratul Muntaha. Berikut penjelasan tersebut yang Mindset sarikan dari berbagai sumber. 

Istilah Sidratul Muntaha sendiri berasal dari ayat suci Al-Qur’an. Frasa tersebut bisa ditemukan dalam surah An-Najm ayat 14.

Film Kiblat Kontroversial, Ini 3 Fakta Penting Kiblat Umat Islam

Al-Qur’an dan Terjemahannya dari Kemenag edisi penyempurnaan 2019 tidak memberikan arti frasa itu dan hanya menerjemahkan sebagai Sidratulmuntaha. 

Berdasarkan terjemahan Ali Audah, Sidratul Muntaha atau Sidratulmuntaha bermakna “pohon sidr yang di baliknya tak dapat dilampaui”. Lalu apakah pohon sidr itu, Sobat Mindset?

Pohon sidr disamakan juga dengan pohon nabaq dalam bahasa Arab sebagaimana penjelasan ini bisa ditemukan dalam kitab Dardir Mi'raj. Adapun pohon sidr dalam bahasa Indonesia biasa disamakan dengan pohon bidara. 

Baca Juga

Berdasarkan kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw., beliau menyaksikan sosok asli Malaikat Jibril yang memiliki 600 sayap di Sidratulmuntaha. Momen itu merupakan momen kedua setelah sebelumnya beliau pernah melihatnya di bumi. 

Dalam kitab Dardir Mi'raj juga terdapat penjelasan lebih lanjut mengenai bentuk Sidratul Muntaha. Digambarkan bahwa Sidratul Muntaha adalah pohon yang sangat besar.

Dari tunas pohon itu mengalir sungai-sungai yang berair sangat bening dan tak pernah berubah bentuk dan rasanya. Sungai itu sendiri beragam, ada sungai susu, sungai arak, dan sungai madu. 

Untuk menggambarkan besarnya pohon tersebut, disebutkan bahwa area di bawah naungannya jika ditempuh dengan mengendarai kuda maka waktu 70 tahun pun tidak akan cukup. Buahnya digambarkan sebesar kendi desa Hajar.

Desa Hajar adalah sebuah desa di wilayah Madinah. Di wilayah itu juga ditemukan reruntuhan Mada’in Saleh yang merupakan peninggalan Kerajaan Arab kuno Nabatea abad pertama Masehi.

Sementara itu, daun Sidratul Muntaha digambarkan mirip telinga gajah dan selembar daun cukup menutupi seluruh makhluk. Daun itu sendiri warnanya bervariasi melebihi warna yang memiliki nama di dunia manusia. 

Deskripsi-deskripsi semacam itu, Sobat Mindset, biasanya dimaknai secara metaforis. Artinya, kita tidak memahami deskripsi-deskripsi Sidratulmuntaha tersebut secara literal.

Sebaliknya, kita lebih baik memaknainya hanya sebagai gambaran betapa besarnya Sidratulmuntaha itu. 

Demikian sekilas gambaran Sidratul Muntaha tempat Nabi Muhammad saw. menghadap Allah Swt.. Sebagai oleh-oleh untuk kita semua umat Islam dari perjalanan Isra Mi'raj di Bulan Rajab itu, Nabi Muhammad saw. membawa perintah Allah Swt. bagi kita untuk melaksanakan salat lima waktu.