Filosofi Pawai Ogoh-Ogoh Jelang Hari Nyepi di Bali

Pawai Ogoh-ogoh Jelang Hari Nyepi di Bali.
Sumber :
  • VIVA

Budaya, Mindset – Pawai ogoh-ogoh merupakan ritual yang rutin dilakukan menjelang Hari Nyepi yang dirayakan oleh umat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali. Hari Nyepi ini ditandai dengan diamnya seluruh Bali selama 24 jam, di mana kegiatan seperti bekerja, berbicara, dan bahkan bermain game dilarang.

2 Hari Libur Nasional Menutup Maret 2024, Hari Jumat Agung dan Hari Paskah

Pawai ogoh-ogoh yang menjadi perayaan yang sangat dinantikan oleh masyarakat Bali. Pada artikel ini, kita akan membahas filosofi pawai ogoh-ogoh jelang Hari Nyepi.

Pawai ogoh-ogoh adalah parade yang menampilkan patung raksasa dari berbagai makhluk mitologis, seperti setan, raksasa, atau hewan mitos.

Duel Sengit di Derby Jatim: Persebaya vs Arema FC, Yan Bertekad Aman 3 Poin

Patung ogoh-ogoh dibuat dengan rapi dan indah, dengan menggunakan berbagai bahan seperti bambu, kayu, kain, dan cat. Patung ogoh-ogoh kemudian diarak melalui jalan-jalan kota, disertai dengan atraksi musik dan tarian.

Filosofi Pawai Ogoh-Ogoh

Filosofi dari pawai ogoh-ogoh dapat diinterpretasikan dalam beberapa cara. Pertama-tama, patung ogoh-ogoh melambangkan kejahatan dan kegelapan di dalam diri manusia.

Biografi Al-Khwarizmi, Matematikawan Muslim Pencetus Konsep Aljabar dan Algoritma

Melalui pawai ogoh-ogoh, masyarakat Bali diharapkan dapat membuang jauh-jauh kejahatan dan kegelapan tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title