6 Perempuan yang Sebagian Pihak Anggap Nabi Perempuan Islam
- Pixabay / Prabha_Creation388
Raja Tutis mengulangi perbuatan itu sampai 7 kali sampai akhirnya benar-benar bertobat. Setelah itu dia menjamu dan memuliakan Nabi Ibrahim as dan Sarah. Menurut riwayat ini, Raja Tutis jugalah yang memberi mereka hamba sahaya bernama Hajar yang kelak akan menjadi istri kedua Nabi Ibrahim as.
Sarah melahirkan Nabi Ishaq as. Sarah meninggal dunia mendahului Nabi Ibrahim as, yaitu saat beliau berusia 120 tahun. Ketika Sarah meninggal, Nabi Ibrahim membeli sebuah gua di wilayah Hebron untuk menjadi pekuburannya.
3. Ibu Nabi Musa
Nama ibu Nabi Musa as. tidak disebutkan secara eksplisit di dalam Al-Qur’an. Beberapa mufasir menyodorkan beberapa versi nama sebagaimana dijelaskan dalam Qasas al-Anbiya Ats-Tsa’labi, yaitu Najib, Najiyah, atau Yukhayil. Sementara versi sejarawan Ath-Thabari adalah Yahib, Yukhabad, dan Yakhitah.
Nabi Musa as dikandung pada masa ketika Firaun memerintahkan bayi-bayi laki-laki Bani Israil dibunuh. Disebutkan bahwa total jumlah bayi yang di bunuh dalam “program” itu mencapai 12.000 bayi.
Saat mengandung, ibu Nabi Musa as. tidak menampakkan tanda-tanda kehamilan sebagaimana biasa sehingga Nabi Musa as aman sampai dilahirkan. Setelah dilahirkan dan berusia 90 hari, Allah Swt memberi ilham kepada ibu Nabi Musa as untuk membuat tabut/peti dan menghanyutkan bayi Nabi Musa as di dalam tabut itu di sungai Nil.
Tabut itu kemudian menjadi perantara yang mempertemukan Nabi Musa as dengan ibu angkatnya, Asiyah binti Muzahim, istri Firaun. Akan tetapi bayi Nabi Musa as tidak mau disusui oleh ibu susu yang datang ke istana, ia hanya mau disusui ketika yang datang adalah ibunya sendiri.