Kisah Isaf dan Nailah, Dua Pezina di Masjidilharam yang Malah Disembah
- Unsplash @mseesquare
Mindset –Peristiwa Isra Mi’raj biasa dimaknai sebagai perjalanan Nabi Muhammad saw. di malam hari pada Bulan Rajab dari Majidilharam ke Masjidilaqsa kemudian naik ke Sidratulmuntaha. Masjidilharam berlokasi di Makkah sementara Masjidilaqsa di Palestina. Jarak kedua masjid tersebut adalah 1239 kilometer.
Mendengar kata Masjidilharam maka yang ada di bayangan kita pasti konstruksi megah seperti yang kita lihat di foto-foto masa kini. Di tengah-tengahnya terdapat Ka’bah. Umat Islam melaksanakan salah satu Rukun Haji yaitu tawaf di Masjidilharam dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
Kata masjid kini memang identik dengan bangunan. Padahal dari segi etimologis masjid bermakna tempat bersujud. Artinya, tempat lapang tanpa bangunan sekali pun bisa saja disebut masjid, tidak ada batasan harus berupa bangunan.
Demikian juga halnya dengan Masjidilharam. Masjidilharam mulai mendapatkan bentuknya yang sederhana sebagai sebuah bangunan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Pada masa beliau mulai dibangun tembok mengelilingi area Masjidilharam lengkap dengan pintu-pintu.
Sebelumnya, istilah Masjidilharam digunakan untuk menyebut tanah lapang yang mengitari Ka’bah. Wilayah tersebut merupakan tempat beribadah yang menjadi tujuan utama peziarah-peziarah dari berbagai tempat dan keyakinan sejak zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka’bah.
Baca Juga Gambaran Buraq, Hewan Tunggangan Nabi dalam Kisah Isra Mi'raj
Pada masa pra-Islam, pernah ada masanya ketika sekeliling Ka’bah dipenuhi oleh berhala-berhala yang menjadi sembahan para suku Arab. Jumlah berhala-berhala itu diperkirakan mencapai 360 buah. Masing-masing suku biasa berziarah ke Ka’bah untuk menyembah berhala sembahan mereka yang juga memiliki nama masing-masing.