Kurban Pengganti Nabi Ismail Ternyata Milik Habil, Ini Kisahnya
- freepik.com
Mindset –Tiap hari besar Islam tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam sedunia merayakan Idul Adha. Hari tersebut biasa disebut juga hari raya kurban.
Asal usul Idul Adha bermula dari nazar Nabi Ibrahim. Karena Nabi Ibrahim lupa maka Allah Swt. mengingatkannya lewat mimpi.
Nazar Nabi Ibrahim adalah nazar menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail. Setelah diingatkan, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail siap melaksanakan nazar tersebut.
Semua alat sudah disediakan, tempat juga sudah. Nabi Ismail sudah dibaringkan di atas batu.
Tapi ternyata pisau yang Nabi Ibrahim gunakan tidak mempan mengiris kulit leher Nabi Ismail. Demikian juga saat ditusukkan.
Ternyata yang terjadi adalah Allah Swt. sudah menerima keteguhan iman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Surah As Saffat ayat 105-107
- Al-Quran Kemenag Edisi Penyempurnaan 2019
Allah Swt. kemudian Malaikat Jibril untuk memberikan kibas berukuran besar sebagai tebusan untuk Nabi Ismail.
Kibas itulah yang kemudian disembelih menjadi hewan kurban pertama mengawali tradisi kurban.
Ukuran Kibas Penebus Nabi Ismail
Ilustrasi Hewan Kurban
- freepik.com
Dalam kitab Badaiuz Zuhur disebutkan bahwa kibas tersebut seukuran gajah yang besar. Kibas tersebut memiliki kuku dan tanduk dari emas berwarna merah.
Selain itu, karena kibas itu merumput di taman surga, maka selain berukuran besar, tubuhnya juga gemuk, penuh daging dan lemak.
Menurut kitab yang sama, kibas tersebut adalah kibas yang dulu dikurbankan oleh Habil, putra Adam.
Berbeda dengan saudaranya Qabil yang pelit dan mengurbankan sayuran busuk, Habil mengurbankan kibasnya yang paling gemuk.
Ilustrasi Qabil Membunuh Habil
- Pixabay / Gordon Johnson
Alasan mengapa kibas tersebut yang dijadikan penebus Nabi Ismail adalah untuk menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh leluhur akan berguna bagi anak cucu.
Lalu mengapa hewan kurban yang dijadikan tebusan itu kibas dan bukan unta?
Alasannya karena Nabi Ibrahim yang merasa tidak tega ketika ditanya oleh Ismail mengatakan bahwa dia akan menyembelih kibas.
Dengan demikian, Nabi Ibrahim pada akhirnya menepati janjinya dengan menyembelih kibas istimewa.
Setelah disembelih, daging hewan kurban tersebut Nabi Ibrahim bagi-bagikan kepada para fakir miskin di Mina.
Sejak saat itulah menyembelih hewan kurban menjadi tradisi Islam yang dilakukan tiap tanggal 10 Dzulhijjah atau hari raya Idul Adha.