Franly Aprilano Oley, Hutan dan Desa Wisata di Kalimantan Timur
- satu-indonesia.com
Mindset –Franly Aprilano Oley mungkin tidak seterkenal selebritis. Akan tetapi perannya terkait desa wisata dan hutan pasti diingat oleh orang-orang yang peduli lingkungan.
Hutan merupakan ruang yang sangat penting bagi ekosistem dunia. Tanpa hutan, kehidupan kita sebagai manusia sudah lama musnah.
Karena berkat adanya hutan di berbagai titik di muka bumi maka kita, termasuk yang hidup di kota, masih bisa merasakan udara segar dengan gratis.
Tanpa hutan, bumi akan gersang, udara tercemar, dan efek dari polusi udara akan lebih membahayakan kehidupan kita semua.
Laporan dua tahun terakhir terkait kondisi hutan di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan luas hutan.
Akan tetapi, perlu dicatat bahwa sekadar penambahan luas belum berarti hutan benar-benar aman. Laporan juga menunjukkan fakta bahwa sementara luas hutan bertambah, jumlah pohon justru berkurang.
Dengan kata lain, langkah selanjutnya yang juga tidak kalah pentingnya dari menambah luas hutan adalah mencegah terjadinya penebangan pohon sembarangan.
Hutan Milik Rakyat
Siapakah pengelola hutan yang paling pantas? Jika hutan tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah desa atau kampung maka rakyat desa atau kampung tersebut jelas lebih berhak mengelolanya.
Hal tersebut disebabkan oleh pertimbangan bahwa warga bisa mendapatkan berbagai kemanfaatan dari hutan sekitar sementara pada saat yang sama mereka juga selalu ada di sekitar hutan tersebut.
Maka penjagaan dan pelestarian hutan pun bisa lebih terjaga. Pertimbangan seperti itulah yang kemudian mendorong Franly Aprilano Oley untuk gigih memperjuangkan upaya pengelolaan hutan lindung.
Hutan lindung itu bagian tak terpisahkan dari Kampung Merabu di pedalaman Berau, Kalimantan Timur, tempat kediaman masyarakat Dayak Lebo.
Jarak tempuh menuju Kampung Merabu dari pusat kota Berau sekitar 5-6 jam dengan jalan akses yang sukar ditempuh jika hari hujan.
Franly dengan gigih memperjuangkan supaya hak pengelolaan hutan lindung tersebut jatuh ke tangan warga.
Dengan demikian, status hutan lindung tersebut menjadi hutan desa. Konsekuensinya, warga tentu harus siap juga mengelola segala potensi yang dimiliki oleh hutan tersebut.
Dari Hutan Desa ke Desa Wisata
Hutan desa Kampung Merabu berukuran 8.245 hektar. Setelah dikelola dengan baik, hutan tersebut kini menjadikan Kampung Merabu sebagai salah satu desa wisata.
Tentu saja ada banyak keuntungan yang juga diperoleh warga ketika status tempat tinggal mereka menjadi desa wisata.
Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah laju pembangunan infrastruktur yang membuat wilayah tersebut menjadi lebih mudah diakses.
Jika akses sudah menjadi lebih mudah, maka berbagai problem lain dari mulai ketertinggalan, kebodohan, dan kemiskinan pun pada akhirnya bisa lebih mudah ditangani.
Relasi antara hutan dengan warga Kampung Merabu merupakan relasi timbal balik saling menguntungkan.
Hutan bisa tetap terjaga kelestariannya, sementara di sisi lain kesejahteraan warga Kampung Merabu pun bisa meningkat.
Berkat perannya yang gigih dalam menjaga pelestarian hutan maka Franly Aprilano Oley mendapatkan anugerah SATU Indonesia Awards pada tahun 2018 untuk kategori Lingkungan.