Wisata Ciamis Pasir Heunceut yang Viral, Kini Berganti Nama Jadi...

Penampakan wisata Ciamis Pasir Heunceut yang viral.
Sumber :
  • Ist

Ciamis, MindsetWisata Ciamis Pasir Heunceut, Jawa Barat, telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat dan dunia maya setelah menjadi viral akibat nama yang nyeleneh. Nama Pasir Heunceut “konotasi mengarah bagian intim perempuan” ini terkesan merendahkan wanita dalam bahasa Sunda.

Saking viralnya wisata Ciamis Pasir Heunceut ini malah dijadikan inspirasi dalam pembuatan sebuah lagu.

Meskipun banyak diskusi mengenai Pasir Heunceut, ada sejumlah orang yang mengemukakan saran untuk mengganti namanya.

Wisata Ciamis Pasir Heunceut Diubah Nama Jadi Mumunggang Bangkelung 

Lanskap penataan wisata Ciamis Pasir Heunceut.

Photo :
  • Instagram

Akhirnya, melalui kesepakatan yang melibatkan berbagai pihak, Wisata Ciamis Pasir Heunceut mengalami transformasi identitas menjadi Mumunggang Bangkelung.

Asal Usul Nama Pasir Heunceut yang Viral di Ciamis

Di sudut Dusun Cipeundeuy, tepatnya di Desa Margaharja, Kecamatan Sukadana, Ciamis, terhampar sebuah bukit yang menakjubkan bernama Pasir Heunceut.

Eman Sulaeman, yang berperan sebagai Kepala Dusun Cipeundeuy. Membagikan kisah menarik tentang asal-usul nama yang menghiasi daerah tersebut, yaitu Pasir Heunceut. 

Kisah ini diturunkan dari generasi ke generasi dalam masyarakat sekitar. Menurut Eman, seiring berjalannya waktu, sejarah pasti terkait dengan penamaan indah itu mulai hilang di tengah-tengah cerita yang beredar.

Meskipun begitu, cerita turun temurun ini menyatakan bahwa nama Pasir Heunceut telah dikenal sejak tahun 1947. 

Dahulu, tempat tersebut merupakan perkebunan karet milik Belanda, dan para pekerja pribumi bertugas menyadap karet. 

Eman menjelaskan bahwa pada masa itu, para mandor Belanda menggunakan wanita-wanita cantik dari warga pribumi. Diduga para wanita tersebut pun dijadikan sebagai pelampiasan hasrat seksual mereka.

"Di zaman Belanda dulu, ada kebun karet. Banyak pekerja yang menyadap karet, dan para mandor sering kali membawa wanita-wanita cantik dari pekerja pribumi," papar Eman.

"Dulu di sini ada bedeng-bedeng. Entah apa yang terjadi dengan wanita-wanita itu," tambahnya.

Versi lain mengenai asal usul nama Pasir Heunceut, menurut Eman, berhubungan dengan adanya gua atau kubangan badak yang dekat dengan lokasi tersebut.

Apabila dilihat dari kejauhan, kubangan badak atau gua yang ada di sana menampilkan bentuk yang mirip dengan simbol dari bagian intim wanita. Akibatnya, tempat ini dikenal sebagai Pasir Heunceut.

Pasir Heunceut Dialihkan Menjadi Agrowisata 

Kondisi wisata Ciamis Pasir Heunceut yang viral.

Photo :
  • Youtube - Galuh Katresna

Walaupun sempat menjadi sorotan viral, Pasir Heunceut atau Mumunggang Bangkelung hingga saat ini sedang dalam tahap penataan yang sedang berlangsung.

Tempatnya masih berupa hamparan tanah merah dengan sebuah bangunan balai pertemuan, serta mushola yang masih dalam proses pembangunan.

Pemerintah Desa Margaharja berencana untuk mengalihkan tempat ini menjadi lokasi Agrowisata. 

 

''Rencananya, tiga tahun lalu, kami ingin mengembangkan wisata agro berbasis buah-buahan seperti jeruk, mangga, dan durian," ujar Eman.

Lahan seluas 2 hektar akan ditanami buah-buahan, dan juga akan dibangun spot untuk berfoto (selfie).

Pengelolaan tempat tersebut akan dijalankan oleh warga Dusun Cipeundeuy sebagai pemegang hak pengelola lahan.

Pembangunan Agrowisata Pasir Heunceut (Mumunggang Bangkelung) dari Swadaya 

Terkait anggaran pembangunan Agrowisata Pasir Heunceut, Eman menjelaskan bahwa dana yang digunakan berasal dari swadaya masyarakat.

"Saat ini, kami berusaha secara swadaya, sambil menunggu mungkin ada bantuan dari pihak atas (pemerintah)," tuturnya.

Masyarakat Antusias Pasir Heunceut dijadikan Lokasi Agrowisata

Partisipasi dan antusiasme masyarakat, terutama di Dusun Cipeundeuy, cukup tinggi. Beberapa warga yang tanahnya terlibat dalam proyek pembangunan Agrowisata sudah mulai menebang pohon untuk penataan lokasi.

''Ini semua adalah tanah milik warga, dan masyarakat yang mengelolanya dengan mengikuti aturan desa. Misalnya, di sini akan menanam jenis buah apa, keputusan ini tidak sepenuhnya ditentukan oleh masyarakat. Jadi, mereka mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh desa," terangnya.

Mengenai target waktu untuk mewujudkan lokasi tersebut menjadi destinasi wisata, Eman mengaku belum memiliki target yang pasti karena semuanya dilakukan bertahap secara swadaya.

''Saya belum memiliki target waktu, semuanya dilakukan bertahap."

Eman berharap agar pihak terkait dapat mendukung agar keinginan masyarakat untuk mewujudkan Agrowisata Pasir Heunceut dapat segera terwujud.

''Harapan saya adalah ada tindak lanjut [Wisata Pasir Heunceut] dari pihak terkait," harapnya.