BYD M6: Mobil Listrik 7-Seater Termurah yang Bebas Ganjil Genap, Layak Dibeli?

Mindset – BYD M6 hadir sebagai mobil listrik 7-seater termurah di Indonesia. Bebas ganjil genap dan cocok untuk keluarga, apakah mobil ini layak dibeli? Simak ulasan lengkapnya di sini!

Kehadiran mobil listrik dengan kapasitas 7 penumpang kerap identik dengan harga tinggi dan dimensi bongsor. Namun, BYD M6 hadir membalik anggapan tersebut.

Dengan harga paling terjangkau di kelas EV 7-seater dan keunggulan berupa bebas aturan ganjil genap, mobil ini menarik perhatian publik, termasuk penyedia layanan transportasi seperti Grab dan Bluebird.

Tapi apakah ia layak dibeli oleh konsumen individu? Mari kita bedah lebih dalam.

Murah Tapi Tidak Murahan: EV 7-Seater Paling Terjangkau

Dengan harga mulai dari Rp 419 juta, BYD M6 tercatat sebagai mobil listrik 7-penumpang termurah yang saat ini beredar di pasar Indonesia.

Bandingkan dengan rivalnya seperti Hyundai Ioniq 5 atau Wuling Binguo EV yang rata-rata hanya muat 5 penumpang, maka jelas BYD M6 menyasar segmen keluarga besar dengan bujet terbatas.

Desainnya pun tidak terlalu besar—dengan panjang 4,7 meter, M6 masih tergolong kompak untuk ukuran MPV listrik.

Meski demikian, ia menawarkan wheelbase 2.800 mm yang cukup lapang untuk konfigurasi tiga baris tempat duduk.

Bebas Ganjil Genap, Cocok untuk Harian di Ibu Kota

Salah satu nilai jual utama BYD M6 adalah statusnya sebagai kendaraan listrik murni (full EV).

Ini membuatnya bebas dari aturan ganjil genap di DKI Jakarta, sebuah fitur krusial bagi pengguna harian yang sering beraktivitas di pusat kota.

Tak heran, model ini juga dipilih oleh Grab sebagai bagian dari armada e-Grab Premium, serta oleh Bluebird untuk layanan taksi listrik.

Performa dan Jarak Tempuh: Klaim Vs Realita

BYD mengklaim M6 mampu menempuh jarak hingga 530 km (NEDC) dalam sekali pengisian daya.

Namun, dalam standar WLTP yang lebih realistis, angka tersebut menyusut menjadi sekitar 450 km.

Masih impresif, tetapi tetap perlu dicermati oleh calon pembeli—terutama jika digunakan untuk perjalanan antarkota.

Keunggulan lain adalah kompatibilitas dengan pengisian daya cepat (DC Fast Charging), dengan opsi dari 50 kW hingga 150 kW.

Interior Nyaman tapi Tidak Sempurna

Masuk ke kabin, BYD M6 memberikan kesan elegan dengan warna interior cokelat dove dan sentuhan material kulit sintetis.

Kursi baris kedua memiliki opsi 6-seater dengan captain seat atau 7-seater, meski akses ke baris ketiga tetap terbatas.

Legroom dan headroom di baris ketiga cukup untuk penumpang bertinggi badan 170 cm, namun kurang ideal jika digunakan rutin oleh tiga orang dewasa.

Sayangnya, desain dashboard dan panel kontrol infotainment terasa usang, mewarisi gaya tahun 2016 saat pertama kali platform ini diperkenalkan.

Selain itu, sebagian besar material dashboard masih didominasi plastik keras, jauh dari standar Ocean Series BYD seperti Atto 3 atau Seal.

Fitur Menarik: Dari Bagasi Elektrik hingga AC Double Blower

Fitur-fitur seperti bagasi belakang elektrik, roof rail, kaca film Solar Guard, dan AC double blower di baris kedua menjadi nilai tambah tersendiri.

Bahkan pada harga ini, mobil sudah dilengkapi panoramic roof, meski belum bisa dibuka.

Namun, detail kecil seperti penutup port pengisian daya yang rawan rusak, serta ketersediaan unit test drive yang terbatas hanya melalui dealer, menunjukkan bahwa BYD Indonesia masih perlu membenahi strategi layanan purnajual dan media relations-nya.

Layak Dibeli? Tergantung Kebutuhan

Keunggulan BYD M6:

• Harga termurah untuk 7-seater full EV
• Bebas ganjil genap
• Kabin luas dan nyaman
• Jarak tempuh impresif
• Fitur cukup lengkap untuk harga

Kekurangan:

• Material interior kurang premium
• Tampilan infotainment membingungkan
• Baris ketiga tidak ideal untuk penumpang dewasa dalam jangka panjang
• Minimnya unit test drive dari ATPM

Apakah layak dibeli? Jika Anda mencari mobil listrik keluarga dengan bujet terbatas dan kebutuhan mobilitas urban harian, BYD M6 adalah pilihan rasional dan ekonomis. Namun, jika kenyamanan premium dan tampilan modern menjadi prioritas utama, ada baiknya mempertimbangkan alternatif di kelas harga yang lebih tinggi. *AT