Harlah NU 2023 dan Ungkapan Bung Karno “Saya Cinta Sekali Kepada NU”

Logo Nahdlatul Ulama
Sumber :
  • Wikipedia

MindsetHarlah NU diperingati setiap tanggal 16 Bulan Rajab untuk penanggalan Hijriah atau Tanggal 31 Januari untuk penanggalan Masehi. Jika dihitung sejak berdirinya di tahun 1926 maka tahun ini kita memperingati satu abad NU.   

Tahun 2023 tanggal tersebut jatuh hari Selasa tanggal 7 Februari. Acara puncak peringatan harlah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia ini akan dilangsungkan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo

Sepanjang sejarah sejak pendiriannya di tahun 1926, NU selalu mengusung nasionalisme. Semangat hubbul wathan minal iman atau cinta tanah air merupakan bagian dari iman sangat kuat pada Jemaah Nahdliyyin

Saking kuatnya semangat tersebut sampai-sampai ungkapan itu menjadi bagian dari lirik Mars Syubbanul Wathan atau Ya Lal Wathan. Lirik tersebut diciptakan oleh ulama besar NU KH Abdul Wahab Hasbullah

Hal tersebut juga disinggung oleh Bung Karno dalam amanatnya yang berjudul “Saya Cinta Sekali Kepada N.U.” Amanat tersebut disampaikan dalam acara penutupan Kongres Muktamar NU 28 Desember 1962 di Sala. Pada masa itu, KH Abdul Wahab Hasbullah merupakan anggota Dewan Pertimbangan Agung. 

Dalam amanat tersebut, Bung Karno mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama bisa beliau tinjau dari 3 sudut, yaitu dari sudut Nasionalis, dari sudut Sosialis, dari sudut Agama. Pandangan beliau tersebut selaras dengan kerangka berpikir beliau. 

Dari sudut pandang Agama, Bung Karno mengatakan bahwa sudah jelas Nahdlatul Ulama merupakan satu partai yang berjuang untuk agama. 

Dari sudut pandang Nasionalis, Bung Karno mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama cinta tanah air. Nahdlatul Ulama ikut berjuang menyumbangkan tenaga dan darah untuk revolusi. Bahkan dalam momen tersebut Bung Karno juga mengucapkan terima kasih karena Nahdlatul Ulama telah membantu terbentuknya Negara Republik Indonesia. 

Dari sudut pandang Sosialis, Bung Karno mengatakan bahwa orang-orang Nahdlatul Ulama mengatakan dengan tegas bahwa sosialisme tidak bertentangan dengan Islam. Bung Karno juga mengutip Saifuddin Zuhri, tokoh NU yang saat itu menjadi Menteri Agama, bahwa sosialisme merupakan cita-cita dari Islam yang sejati. 

Baca Juga

Di bagian akhir amanatnya, Bung Karno mengajak NU untuk bersama-sama dengan pemerintah melaksanakan keamanan supaya keamanan negara bisa terjamin 100 persen. 

Selain itu, Bung Karno juga menegaskan bahwa NKRI merupakan wadah yang memberi tempat sebaik-baiknya untuk perkembangan agama, terutama perkembangan agama Islam yang pada saat itu dianut oleh 85 persen penduduk Indonesia. 

Poin-poin yang Bung Karno sampaikan dalam amanatnya tersebut sangat menarik untuk dijadikan bahan renungan. Poin-poin tersebut masih sangat relevan pada saat kita akan memperingati satu abad berdirinya Nahdlatul Ulama di tahun 2023.