Tradisi Rajaban di Sunda, Humanis dan Spiritualis
- Google Maps Foto
Mindset – Isra Mikraj adalah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Mekah (Masjidilharam) ke Palestina (Masjidilaqsa) yang dilanjutkan dengan naik ke langit ketujuh (Sidratulmuntaha) dalam semalam.
Peristiwa tersebut menjadi salah satu momen penting dalam Islam karena dalam peristiwa itulah Nabi Muhammad menerima perintah salat lima waktu dari Allah Swt.
Sebagaimana peristiwa-peristiwa penting lainnya dalam Islam, seperti Maulid Nabi, peristiwa Isra Mikraj juga biasa diperingati oleh umat Islam di seantero dunia.
Di tatar Sunda, peringatan terjadinya Isra Mikraj Nabi biasa disebut sebagai Rajaban. Isra Mikraj terjadi pada bulan Rabiul Akhir dan bulan tersebut dalam istilah lokal biasa disebut sebagai bulan Rajab.
Salah satu wilayah yang biasa melakukan acara Rajaban secara resmi dan besar-besaran adalah Cirebon. Acara biasa diselenggarakan pada tanggal 27 Rajab, dimulai dengan prosesi ziarah ke makam tokoh penyebar dakwah Islam di Cirebon, yaitu Pangeran Kejaksan.
Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan pembagian nasi bogana yang terdiri dari kentang, telur ayam, tahu, tempe, parut kelapa dan bumbu kuning.
Dengan demikian, tradisi Rajaban mengandung nilai-nilai khas yang bukan hanya bersifat spiritual, tetapi juga humanis.
Aspek spiritual misalnya terkandung dalam wujud bersyukur dengan memberikan makanan kepada khalayak dan penekanan pada pelaksanaan perintah salat lima waktu sebagai ibadah pokok dalam Islam. Sementara aspek humanis terkandung dalam bentuk berbagi makanan kepada sesama.