Niat Puasa Ramadan yang Benar, 'Ramadana' atau 'Ramadani'?
- freepik.com
Mindset –Puasa Ramadan adalah ibadah Istimewa karena merupakan puasa wajib selama sebulan penuh.
Puasa ini merupakan salah satu Rukun Islam dan Bulan Ramadan sendiri memiliki banyak keutamaan dibandingkan bulan-bulan lain.
Salah satunya misalnya adanya momen Nuzulul Quran dan malam yang biasa disebut Lailatul Qadar atau malam seribu bulan.
Orang yang melakukan ibadah pada malam tersebut maka ibadahnya mendapat pahala senilai seribu bulan.
Salah satu rukun puasa Ramadan adalah niat berpuasa Ramadan. Tanpa melakukan niat maka puasa yang dilakukan tidak sah.
Semua umat Islam pasti sudah belajar mengucapkan niat puasa Ramadan. Transliterasi niat puasa Ramadan dan artinya sebagai berikut:
Nawaitu shauma ghadin an adai fardi syahri Ramadani hadzihissanati lillahi ta’ala
Artinya:
Aku niat melaksanakan puasa besok demi menunaikan kewajiban di bulan Ramadan pada tahun ini karena Allah Swt.
Akan tetapi ada perbedaan pendapat terkait niat puasa Ramadan ini, salah satunya terkait I’rab atau bacaan kata “Ramadan”.
Sebagian orang mengatakan bahwa kata “Ramadan” dibaca “Ramadani”, sementara sebagian yang lain mengatakan dibaca “Ramadana”.
Artinya, Ramadan pada niat puasa Ramadan dibaca kasrah atau fathah.
Jika Sobat Mindset merasa bingung, maka berikut penjelasan sederhana yang Mindset ambil merujuk kitab Ianatuth Thalibin.
Di dalam kitab fikih Islam yang sangat masyhur dipelajari di pesantren-pesantren tersebut terdapat penjelasan sebagai berikut:
Berdasarkan penjelasan tersebut, kata Ramadan dalam niat puasa Ramadan dibaca kasrah yaitu Ramadani, karena kata tersebut mudaf dengan hadzihissanati.
Dengan demikian, hadzihissanati sendiri mesti dibaca kasrah dan tidak dibaca hadzihissanata.
Kalau begitu apakah boleh membaca Ramadana dengan fathah?
Boleh-boleh saja, Sobat Mindset, tetapi dengan demikian hadzihissanati harus dibaca fathah menjadi hadzihissanata karena posisi Ramadan dan hadzihissanah menjadi berbeda dalam kalimat dari posisi mudaf dan mudaf ilaihi tadi.
Selain itu, lebih dianjurkan untuk membaca Ramadan dengan kasrah sebagaimana bisa dibaca pada transliterasi di atas.
Sebagai catatan, jika kita keliru melafalkan niat puasa Ramadan maka puasa kita hukumnya tetap sah sepanjang dalam hati kita memang berniat puasa.
Kekeliruan melafalkan niat hanya akan berpengaruh secara gramatika bahasa Arab karena menyalahi aturan yang sudah baku.
Demikian penjelasan singkat terkait lafaz Ramadan dalam niat puasa Ramadan, Sobat Mindset, semoga berguna.