Sabda Nabi tentang Flexing, Sumber Segala Dosa dan Pelakunya Siap-Siap Miskin

Ilustrasi Flexing
Sumber :
  • freepik.com

Mindset –Istilah flexing sedang populer akhir-akhir ini. Hal itu dipantik terutama oleh kebiasaan keluarga sebagian pejabat untuk memamerkan kekayaan mereka di media sosial. 

Emak-emak Viral Meminta Uang Paksa, Ini Hukum Pengemis Menurut Islam

Flexing memang memiliki arti negatif. Kata tersebut bermakna pamer, sombong, dan sok-sokan. 

Selain itu, konsekuensinya juga negatif. Ketika flexing dilakukan menggunakan harta yang didapatkan secara halal, flexing berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial

8 Pintu Surga dan 8 Golongan yang Berhak Masuk Menurut Kitab Nusantara

Ketika flexing dilakukan menggunakan harta yang didapat secara tidak halal, misalnya dengan menyalahgunakan jabatan atau korupsi, maka flexing menimbulkan kemarahan publik. 

Akan tetapi tahukah Sobat Mindset bahwa flexing juga ternyata merupakan sumber segala dosa?

Mio Mirza Jadi Trending Topik di Twitter dan TikTok, Intip Spesifikasi Motor Yamaha Mio M3 125 Ini!

Dalam sebuah hadis nabi bersabda bahwa sumber segala dosa adalah cinta dunia (hubbud dunya). Flexing jelas bagian dari hubbud dunya karena flexing dilakukan dengan memamerkan harta diiringi perasaan bangga.

Hal tersebut juga diperjelas oleh sabda nabi bahwa orang yang menyukai pujian manusia maka dia adalah orang yang cinta dunia. 

Orang yang bangga akan harta dunia jelas merupakan orang yang memandang harta dunia sangat tinggi, padahal harta dunia hanya titipan.

Selain itu kehidupan dunia ini hanya sementara. Kehidupan kekal kelak di Surga atau Neraka, tergantung amal kita selama di dunia.  

Ilustrasi Pintu Surga dan Neraka

Photo :
  • freepik.com

Lalu kenapa hubbud dunya disebut sebagai sumber segala dosa? 

Karena keinginan untuk memiliki harta sebanyak mungkin bisa mendorong orang melakukan apa pun untuk mendapatkan kekayaan, tak peduli cara tersebut haram. 

Orang misalnya bisa melakukan korupsi hanya karena ingin kekayaan. Orang bisa menyalahgunakan jabatan hanya karena ingin memiliki mobil mewah. 

Oleh sebab itu banyak hadis nabi yang menekankan supaya manusia menjauhi kesenangan duniawi.

Dalam sebuah hadis bahkan disebutkan bahwa orang yang menjauhi kesenangan duniawi akan diberi pahala setara pahala para syuhada. 

Flexing lahir karena keinginan dipuji orang lain. Padahal, justru salah satu cara untuk menghindari kesenangan dunia menurut Nabi adalah bughdhu al-tsana min an-nas, membenci pujian dari manusia. 

Dalam hadis yang lain, nabi juga bersabda bahwa orang yang menjadikan dunia ini sebagai tujuan, maka Allah Swt. akan menceraiberaikan urusannya, menjadikan kemiskinan menari-nari di depan matanya, dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali sebatas yang sudah ditentukan. 

Nyatakah ancaman tersebut? Bagaimana bisa orang yang flexing terancam miskin? Bukankah mereka bisa flexing karena mereka kaya?

Mari kita lihat faktanya sekarang ketika netizen beramai-ramai memonitor aktivitas flexing keluarga pejabat publik. 

Efek dari netijen yang membuat aktivitas tercela flexing menjadi viral adalah investigasi kekayaan pejabat terkait. Jika ditemukan kejanggalan maka pejabat tersebut terancam dicopot dari jabatannya atau bahkan bisa diseret ke hadapan hukum. 

Dengan kata lain, kekayaan yang bisa dijadikan bahan flexing itulah batas kekayaan yang Allah Swt. berikan kepada orang-orang cinta dunia. 

Setelah itu, cerai-berainya urusan mereka tampak dalam rasa takut dan kekacauan hidup para pejabat tersebut, terbukti dengan tergesanya sebagian dari mereka melakukan klarifikasi ke publik. 

Nanti jika ternyata hasil investigasi kekayaan mereka menunjukkan adanya kejanggalan, tidakkah itu pertanda bahwa hidup mereka akan semakin kacau dan kemiskinan menanti?

Demikian penjelasan terkait flexing dalam pandangan Islam, Sobat Mindset. Semoga menjadi bahan pelajaran bagi kita semua terutama sekarang menjelang bulan suci Ramadan 1444 H.