Film Hamlet dari GTA 5 Siap Tayang di Bioskop, Inovasi atau Gimmick?
- X
Mindset – Dalam perkembangan yang tak terduga di dunia perfilman, sebuah film yang sepenuhnya direkam di dalam gim Grand Theft Auto V (GTA 5) akan segera tayang di bioskop. Film berjudul Grand Theft Hamlet ini telah berkeliling di berbagai festival film dan direncanakan untuk rilis secara resmi di Amerika Serikat.
Sebagai film yang mengeksplorasi karya Shakespeare "Hamlet" melalui media gim populer, ini menimbulkan pertanyaan: Apakah ini bentuk inovasi kreatif atau sekadar gimmick marketing?
Sinopsis Unik dengan Latar Belakang Dunia Virtual
Grand Theft Hamlet mengisahkan dua teman pengangguran yang berusaha mementaskan drama Hamlet di dalam GTA 5 selama pandemi COVID-19.
Di tengah upaya mereka, masalah dari dunia nyata mulai mengganggu proyek virtual tersebut.
Sepenuhnya direkam dalam dunia virtual GTA 5, film ini membawa unsur realisme dan absurditas dalam campuran yang jarang kita lihat di layar lebar.
Penggunaan gim untuk media ekspresi seni seperti ini mengingatkan pada tren machinima yang sempat populer di awal 2010-an, di mana video atau film dibuat menggunakan mesin gim video.
Salah satu contoh paling terkenal adalah Red vs Blue oleh Rooster Teeth, yang menggunakan gim Halo sebagai media penceritaan.
Namun, berbeda dengan tren machinima yang terkesan lebih sebagai proyek hobi, Grand Theft Hamlet mendapat dukungan dari perusahaan distribusi film independen Mubi, yang dikenal sebagai pengusung karya sinema arthouse.
Respons Penonton: Campuran Antara Pujian dan Kritikan
Dengan berbagai festival yang sudah menayangkannya, Grand Theft Hamlet menerima tanggapan yang beragam.
Di situs ulasan film Letterboxd, film ini mendapatkan skor rata-rata 3.6/5. Beberapa penonton memuji keunikan dan keberanian film ini.
HunterGasaway, seorang penonton, menyebutnya sebagai film yang "lucu dan menginspirasi". Ia mengagumi interaksi spontan dengan pemain online GTA yang kadang muncul secara tak terduga, menambah unsur komedi dan kejutan.
Namun, di sisi lain, kritik pedas juga bermunculan. Beberapa menyebut film ini tak lebih dari "video YouTube yang terlalu panjang".
Kritik seperti ini menyoroti bagaimana konsep film yang sepenuhnya dibuat dalam dunia gim seperti GTA bisa terasa menarik hanya dalam jangka pendek, tapi kemudian terasa monoton.
Inovasi atau Gimmick?
Pertanyaan besarnya adalah, apakah Grand Theft Hamlet benar-benar sebuah inovasi atau hanya gimmick yang memanfaatkan popularitas GTA 5?
Di satu sisi, film ini menawarkan pendekatan baru terhadap seni film dengan memanfaatkan media yang tidak biasa—sebuah langkah yang tentunya membutuhkan kreativitas dan pemahaman teknis yang mendalam.
Dalam hal ini, Pinny Grylls dan Sam Crane, dua sutradara film ini, berhasil menghadirkan karya yang berbeda dari film mainstream pada umumnya.
Namun, bagi beberapa kritikus, keputusan untuk menggunakan GTA 5 sebagai platform penceritaan bisa terasa dangkal.
Mereka menilai bahwa meski awalnya ide tersebut terdengar menarik, ekspektasi penonton terhadap sinema berkualitas tinggi mungkin tidak bisa dipenuhi hanya dengan gimmick visual dari sebuah gim.
Peluang Masa Depan bagi Sinema Machinima
Jika dilihat dari perspektif yang lebih luas, Grand Theft Hamlet mungkin membuka jalan bagi proyek serupa di masa depan.
Tren machinima mungkin akan kembali populer, terutama dengan teknologi gim yang semakin maju dan kemampuan pemain untuk menciptakan cerita kompleks di dalamnya. Dunia virtual bukan lagi hanya untuk bermain, tapi juga bisa menjadi medium untuk seni.
Apakah Grand Theft Hamlet akan menjadi pionir dalam tren ini atau hanya sebuah eksperimen yang gagal akan ditentukan oleh bagaimana penonton dan kritikus menerima film tersebut. Dengan dukungan distribusi dari Mubi, film ini setidaknya telah membuka diskusi tentang batas-batas baru dalam perfilman modern. *RCH