Ini Puisi 'Hujan Bulan Juni' Sapardi Djoko Damono Lengkap dan Artinya

Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono
Sumber :
  • Istimewa

MindsetPenyair Indonesia Sapardi Djoko Damono ditampilkan di Google Doodle pada 20 Maret 2023. Selain merupakan salah satu penyair terbaik Indonesia, beliau juga merupakan seorang pengajar dan kritikus

Puisi Palestina Karya Penyair Terkenal Indonesia, Renungan Menjelang Ramadan

Beliau juga sangat produktif baik dalam menulis puisi, esai, ataupun buku utuh. Beliau dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1940 dan meninggal tanggal 19 Juli 2020. 

Google Doodle menampilkan beliau sedang berdiri memegang payung di tengah hujan gerimis. Memang, beliau banyak menulis puisi yang mengangkat tema hujan.

Isra Mikraj dalam Puisi Indonesia, Puitis dan Religius

Salah satu puisi beliau yang paling populer tentang hujan berjudul Hujan Bulan Juni. Puisi tersebut juga dijadikan judul buku antologi puisi beliau pada tahun 1994. 

Selain itu, beliau juga kemudian melakukan alih wahana puisi Hujan Bulan Juni menjadi novel dengan judul yang sama. Novel tersebut diterbitkan pada tahun 2015. 

Mengenal James Baldwin, Penulis dan Aktivis Hak Sipil yang Diabadikan dalam Google Doodle

Sapardi Djoko Damono memang termasuk salah satu ahli Alih Wahana. Beliau juga menulis satu buku utuh yang menjelaskan terkait Alih Wahana karya sastra. 

Puisi Hujan Bulan Juni juga sudah mengalami alih wahana lain yaitu musikalisasi puisi dan yang terbaru menjadi novel grafis pada bulan Juni 2021. 

Adapun puisi Hujan Bulan Juni sendiri ditulis pada tahun 1989. Begini bunyi puisi Hujan Bulan Juni lengkap:

Puisi Hujan Bulan Juni

Photo :
  • Buku Antologi Puisi Hujan Bulan Juni

 

Puisi Hujan Bulan Juni pendek, hanya tersusun dari 3 bait dengan masing-masing bait tersusun dari 4 baris. Baris masing-masing bait pun memiliki pola struktur kalimat yang sama. 

Puisi ini memang termasuk salah satu puisi Sapardi Djoko Damono yang paling populer. Bentuknya yang liris dengan kata-kata sederhana tapi membangkitkan suasana romantis memang memancing para pembaca muda untuk menyukainya. 

Akan tetapi kata-katanya yang sederhana dan popularitasnya bukan berarti puisi ini tidak memiliki arti mendalam. Setiap pembaca mungkin memiliki penafsiran sendiri-sendiri terkait puisi tersebut.

Bait pertama misalnya menempatkan hujan bulan Juni sebagai penyimpan rahasia rindu terhadap pohon berbunga. Setiap orang tentu memiliki tafsir sendiri-sendiri tentang siapa yang dirindukan ketika dia memosisikan diri sebagai hujan tersebut.

Lalu di bait kedua, hujan bulan Juni adalah sosok bijak yang menghapus jejak ragu-ragu. Kenapa jejak ragu itu harus dihapus?

Apakah karena untuk menjalin hubungan harus sepenuh hati? Apakah karena hubungan yang diawali dengan keraguan tidak akan berakhir dengan bahagia?

Di bait terakhir, hujan bulan juni adalah sosok arif. Dia membiarkan kerinduan itu tetap tak terucapkan tetapi diserap atau dipahami oleh akar pohon bunga yang dia rindukan. 

Puisi Hujan Bulan Juni memang pendek tapi menyodorkan suasana melankolis dan kontemplatif terkait kerinduan. Puisi ini mungkin berbicara tentang cinta terpendam tanpa satu kali pun menyebutkan kata cinta. 

Meski demikian, bahkan tanpa diucapkan pun cinta tetap dirasakan dan dipahami oleh sosok yang dicintai. 

Demikian kira-kira arti puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Keterampilannya dalam menulis puisi-puisi liris membuat Google Doodle mengajak kita memperingati hari lahirnya tanggal 20 Maret.