Kisah Isra Mi’raj dalam Kasidah Burdah Imam Bushiri
- Tokopedia
Mindset –Kasidah Burdah adalah karya legendaris Imam Bushiri yang merupakan puisi pujian terhadap Nabi Muhammad saw. Kasidah Burdah terkenal karena biasa dilantunkan dalam momen-momen umat Islam memperingati Maulid Nabi.
Akan tetapi dalam Kasidah Burdah juga ada bagian yang khusus membahas mengenai kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad saw. Bagian tersebut tepatnya merupakan pasal ketujuh, Fi Israihi wa Mi’rajihi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam, Mengenai Isra dan Mi’rajnya Nabi Muhammad saw.
Fasal ketujuh Kasidah Burdah ini tersusun dari 13 bait. Berhubung Kasidah Burdah mengikuti aturan ilmu arudh atau prosodi puisi Arab klasik, maka totalnya adalah 26 baris. Satu bait dalam puisi Arab klasik memang tersusun dari dua baris yang dipisahkan oleh jeda kosong di tengah-tengah.
Fasal Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw tersebut dibuka dengan pujian terhadap Nabi Muhammad saw sebagai manusia terbaik. Baru kemudian pada bait ketiga mulai menyinggung kisah Isra Mi’raj, terjemahannya sebagai berikut:
Engkau berjalan di malam hari dari masjidilharam menuju masjidilaqsa
Laksana purnama berjalan menembus malam gelap gulita.
Bait selanjutnya menunjukkan kisah Mikraj Nabi Muhammad saw, yaitu naiknya Nabi Muhammad saw ke Sidratulmuntaha dengan melintasi tujuh lapis langit:
Dan engkau pun terus meninggi hingga mencapai suatu tempat
Sekira jarak tali busur dengan panahnya dari tempat Allah, tak pernah dicapai atau diharap
Maksudnya adalah jarak sedekat itu dari tempat Allah swt tidak pernah dicapai oleh para nabi yang lain.
Lalu bait Kasidah Burdah pun dilanjutkan dengan menggambarkan posisi Nabi Muhammad saw di antara nabi-nabi yang lain. Nabi Muhammad saw digambarkan sebagai sosok istimewa yang dipersilakan berada di depan.
Selain itu, digambarkan juga bahwa posisi yang Nabi Muhammad saw raih adalah posisi paling tinggi yang bisa dicapai oleh seorang manusia. Dikisahkan juga bahwa Allah swt membukakan berbagai rahasia yang tidak diketahui oleh manusia mana pun lainnya kepada Nabi Muhammad saw.
Setelah itu, dua bait terakhir merupakan seruan kepada umat Islam tentang kabar gembira. Kabar gembira itu terkait Islam sebagai tiang sangat kokoh yang tidak akan pernah roboh.
Kabar gembira lainnya, karena Nabi Muhammad saw dipanggil oleh Allah swt sebagai akramar rusul atau rasul yang paling mulia, maka kita sebagai umat Islam pun sebagai konsekuensinya merupakan umat paling mulia.
Demikian kisah singkat Isra Mi’raj dalam Kasidah Burdah, karya sastra legendaris karya Imam Bushiri. Meski sangat singkat, tetapi gaya penceritaannya yang puitis sangat memikat untuk dijadikan bahan bacaan dan renungan khususnya di Bulan Rajab ini.