Whirling Dervish, Tarian Sufi yang Lahir dari Ketukan Besi dan Wirid Rumi
- Ist
Mindset – Dalam dunia Sufisme, tarian Whirling Dervish bukan sekadar ekspresi seni, tetapi juga merupakan bentuk meditasi spiritual yang mendalam. Tarian Sufi yang berasal dari ajaran Jalaluddin Rumi ini memiliki akar yang unik, berawal dari dentingan besi seorang pandai besi yang menginspirasi sang sufi besar.
Sejarah mencatat bahwa Whirling Dervish atau Sema lahir dari pengalaman spiritual Rumi.
Setelah kehilangan gurunya yang sangat dicintai, Shams Tabriz, Rumi mengalami duka mendalam yang justru melahirkan syair-syair indahnya.
Dalam salah satu perjalanannya, ia mengunjungi seorang muridnya yang juga seorang pandai besi, Salahuddin Zarkub.
Saat termenung di bengkelnya, Rumi mulai mendengar ketukan palu besi yang terus berulang, yang dalam pendengarannya berubah menjadi wirid “Allah... Allah...”
Bersamaan dengan ritme ketukan tersebut, tubuh Rumi mulai bergerak mengikuti irama hingga akhirnya ia berputar dalam ekstasi spiritual.
Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal tarian Whirling Dervish yang menjadi bagian dari ajaran Tarekat Maulawiyah.
Makna Simbolis dalam Gerakan Whirling Dervish
Tarian ini bukan sekadar gerakan berputar tanpa makna, melainkan memiliki filosofi mendalam:
1. Gerakan Berlawanan Jarum Jam
Para darwis menari berlawanan dengan arah jarum jam, mirip dengan pergerakan tawaf di Ka’bah. Ini melambangkan perjalanan spiritual menuju pencerahan dan pelepasan diri dari keterikatan duniawi.
2. Posisi Tangan
Tangan kanan menghadap ke atas sebagai simbol menerima hidayah dari Allah.
Tangan kiri menghadap ke bawah, menandakan distribusi ilmu dan rahmat ke dunia.
3. Topi dan Jubah
Topi tinggi yang dikenakan melambangkan batu nisan, simbol kematian ego dan nafsu duniawi.
Jubah putih melambangkan kesucian jiwa setelah meninggalkan hawa nafsu.
Jubah hitam yang dilepas di awal tarian melambangkan pembersihan diri dari segala hal negatif.
4. Teknik Menari Tanpa Pusing
- Kepala tetap stabil tanpa ikut berputar.
- Mata tetap terbuka dan fokus lurus ke depan.
- Pandangan tidak bergerak ke samping untuk menjaga keseimbangan.
- Sama, Seni Mendengarkan dalam Tradisi Sufi
Whirling Dervish juga erat kaitannya dengan konsep Sama, yaitu seni mendengarkan yang membuat hati lebih mudah terhubung dengan Tuhan.
Sama melibatkan lantunan musik dan nyanyian spiritual yang membangkitkan ekstasi spiritual. Fenomena ini mirip dengan pengalaman seseorang yang tersentuh hatinya saat mendengar ayat-ayat suci atau lagu-lagu religi. *AT