Isra Mikraj dalam Puisi Indonesia, Puitis dan Religius

Ilustrasi Isra Mikraj 1445 H
Sumber :
  • freepik.com

Misalnya disebutkan citraan “sungai Citarum” ketika mengisahkan “sepoi bayu pagi” seiring terbukanya “pintu gerbang alam Rohani”.

Hidup Sampai Hari Kiamat, Cara Iblis Mati Sangat Mengerikan

Memang puisi Isra Mikraj Bahrum Rangkuti bernafaskan sufisme islam atau tasawuf

Dalam puisinya juga dikisahkan pemandangan neraka dan siksaan di dalamnya terhadap manusia-manusia durhaka. 

4 Fase Tempat Tinggal Jiwa, dari Mulai Rahim Ibu Sampai Surga

Sebaliknya, ditampilkan juga gambaran “taman swarga” dengan segala keindahannya, baik dari segi visual maupun dengaran. 

Karena mengangkat tema sufisme maka tidak mengherankan jika muncul juga istilah seperti insan kamil ataupun “fana dalam Ilahi”. 

Ternyata Setiap Manusia Mengalami 2 Kali Kematian, Apa Saja?

Puisi Isra Mikraj tersebut kemudian ditutup dengan puitis berupa kepulangan dari Mikraj. 

Disebutkan di akhir puisi bahwa Mikraj tersebut merupakan “tamasya Rohani”. Kepulangan dari mikraj diantar oleh “Kemilau Bintang Utari” di lengkung langit.

Halaman Selanjutnya
img_title