Pasti Belum Tahu, Ini Ilmuwan Islam Gila Perpus yang Wafat Tertimbun Buku
- Wikimedia
Mindset –Sejak tahun 1990, kita memperingati hari pustakawan nasional setiap tanggal 7 Juli. Tahun 2023 ini 7 juli jatuh pada hari Jumat.
Pustakawan adalah orang yang ahli dalam bidang perpustakaan. Selain pustakawan, ada juga istilah terkait perpustakaan yaitu bibliofili.
Bibliofili adalah orang yang sangat menyukai buku. Sikapnya sendiri disebut sebagai bibliofilia.
Karena perpustakaan merupakan sumber buku, maka bibliofili juga cenderung menjadi "orang perpus" atau orang yang rutin mengunjungi perpustakaan dan menghabiskan waktu lama di sana.
Tentu saja di zaman sekarang ketika perpustakaan juga tersedia sebagai perpustakaan digital, seperti Ipusnas, maka bibliofili juga bisa lebih mudah menyalurkan kegemarannya melahap buku tanpa harus terikat ruang perpustakaan.
Aplikasi Ipusnas
- dip.fisip.unair.ac.id
Di dunia ini ada banyak bibliofili terkenal, kebanyakan merupakan penulis atau ilmuwan. Di dunia Islam sendiri ada seorang ilmuwan Islam yang terkenal sebagai bibliofili, yaitu Al Jahid.
Kisah Al-Jahid, Ilmuwan yang Wafat Tertimpa Buku
Ilustrasi Perpustakaan
- Pixabay / TuendeBede
Nama lengkap Al-Jahid adalah Abu Utsman ‘Amr bin Bahr bin Mahbub bin Fuzarah al-Kinani al-Basri. Beliau lahir tahun 776 dan meninggal akhir tahun 868 atau awal tahun 869.
Secara fisik Al-Jahid disebutkan buruk rupa, bertubuh kurus, dan bermata juling. Akan tetapi dia jenaka saat berbicara dan sangat kritis.
Al-Jahid merupakan ilmuwan serba bisa dan menulis banyak buku, jumlahnya konon sampai 360 buku.
Dia ahli bahasa sastrawi, tetapi dia terutama terkenal karena buku karangannya di bidang zoologi yaitu Kitab al-Hayawan, Ensiklopedia Hewan.
Disebutkan bahwa Al-Jahid berasal dari keluarga yang miskin, tetapi kemiskinannya tidak membuat gairahnya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan menjadi surut.
Rasa hausnya akan ilmu pengetahuan sangat dibantu oleh keberadaan Baitul Hikmah, perpustakaan raksasa yang didirikan oleh Khalifah Harun al Rasyid di Bagdad.
Konon, buku apa pun yang sampai ke tangannya pasti dia baca dan tamatkan. Kebiasaan tersebut sudah dimulai sejak kecil sampai ibunya bosan menasihati dia untuk tidak hanya mengurus buku.
Dalam satu hari, Al-Jahid tidak cukup hanya menamatkan 1 buku. Dia bukan hanya menghabiskan waktu di Baitul Hikmah tetapi bahkan juga kerap menyewa toko buku untuk belajar.
Ilustrasi Burung Unta dalam Kitab al Hayawan
- Wikimedia
Dari mana Al-Jahid mendapatkan uang? Di siang hari dia bekerja berdagang roti dan ikan di pasar. Uang itu dia habiskan untuk menyewa toko buku di malam harinya.
Memang pada masa itu, toko buku juga kerap dijadikan tempat berdiskusi para intelektual.
Terkait kerakusannya melahap buku, Al-Jahid digelari salah 1 dari 3 bibliofili sekaligus cendekiawan terkenal pada masanya.
Al-Jahid meninggal dalam usia 93 tahun di Basrah. Saat itu dia sudah menjadi cendekiawan terkenal dan memiliki perpustakaan pribadi yang luar biasa.
Lalu inilah yang juga unik. Konon selain menderita penyakit Hemiplegia, dia juga meninggal dalam perpustakaan pribadinya akibat tertimpa oleh buku-buku koleksinya yang berukuran besar.
Ilustrasi buku Ilmu Politik.
- Unplash.com
Demikian sekelumit kisah tentang Al-Jahid, ilmuwan besar Islam yang mencintai buku sejak lahir bahkan sampai meninggalnya pun dikelilingi oleh buku.
Sampai saat ini, karya monumentalnya, Kitab Al-Hayawan, masih dijadikan referensi.
Karya tersebut disebut-sebut sebagai terpengaruh oleh karya Aristoteles yang memang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada era Baitul Hikmah.