Mengapa Suzuki Bisa Jadi Raja di India, Tapi Terpuruk di Indonesia?
- Suzuki
Jakarta, Mindset – Mengapa Suzuki bisa sukses besar di India, tetapi kesulitan bersaing di Indonesia? Artikel ini membahas perbedaan strategi Suzuki di kedua negara dan faktor-faktor yang memengaruhi nasibnya di pasar otomotif.
Suzuki adalah merek otomotif Jepang yang dikenal di berbagai belahan dunia. Namun, yang menarik, Suzuki memiliki nasib yang sangat berbeda di India dan Indonesia.
Di India, Suzuki—melalui Maruti Suzuki—mendominasi pasar otomotif dengan pangsa lebih dari 45%, sedangkan di Indonesia, Suzuki terus berjuang untuk bertahan di antara dominasi merek Jepang lainnya seperti Toyota, Honda, dan Yamaha.
Lalu, apa yang membuat Suzuki bisa merajai pasar India tetapi justru kesulitan di Indonesia?
Sejarah Suzuki di India: Keputusan Tepat di Waktu yang Tepat
Kesuksesan Suzuki di India tidak terjadi dalam semalam. Pada tahun 1982, Suzuki bekerja sama dengan pemerintah India untuk mendirikan Maruti Udyog Ltd (sekarang Maruti Suzuki).
Langkah ini sangat strategis karena saat itu India sedang mencari mitra asing untuk mengembangkan industri otomotifnya.
Suzuki menjadi satu-satunya produsen mobil Jepang yang masuk ke India saat itu, memberinya keuntungan besar dalam hal branding dan loyalitas konsumen.
Maruti Suzuki memperkenalkan mobil-mobil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat India, seperti Maruti 800 yang ekonomis dan hemat bahan bakar.
Model ini menjadi sangat populer dan membentuk fondasi dominasi Suzuki di India hingga saat ini.
Selain itu, Suzuki juga fokus membangun jaringan distribusi yang luas, layanan purna jual yang andal, serta memproduksi kendaraan dengan efisiensi bahan bakar tinggi yang sangat dihargai oleh konsumen India.
Mengapa Suzuki Kesulitan di Indonesia?
Berbeda dengan di India, Suzuki di Indonesia menghadapi tantangan besar. Berikut beberapa faktor yang membuat Suzuki sulit berkembang di pasar otomotif Indonesia:
1. Kalah dalam Branding dan Strategi Produk
Suzuki XL7 vs Ertiga Hybrid, Pilih SUV Gagah atau MPV Irit?
- Suzuki
Di Indonesia, Toyota dan Honda telah lebih dulu menguasai pasar dengan produk yang sesuai dengan selera lokal.
Toyota Avanza dan Honda Brio, misalnya, menjadi pilihan utama masyarakat untuk mobil keluarga dan city car.
Suzuki sempat memiliki beberapa model andalan seperti Suzuki Ertiga dan Carry, tetapi sulit bersaing dengan agresivitas pemasaran dari Toyota dan Honda.
2. Kurang Beradaptasi dengan Selera Pasar Lokal
Keunggulan Mobil Suzuki New Espresso 2024.
- Ist
Jika di India Suzuki mampu menghadirkan mobil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, di Indonesia Suzuki cenderung mengikuti tren global tanpa melakukan penyesuaian yang cukup untuk pasar lokal.
Contohnya, Suzuki S-Presso yang memiliki desain mungil dan fungsional ternyata kurang diterima di Indonesia karena dianggap terlalu kecil dan kurang menarik dari segi tampilan.
3. Jaringan Diler dan Layanan Purna Jual yang Kurang Kuat
Jaringan diler dan layanan purna jual Suzuki di Indonesia tidak sekuat Toyota dan Honda.
Banyak bengkel resmi Suzuki yang tutup karena minimnya permintaan, sehingga calon konsumen pun semakin ragu untuk memilih Suzuki karena khawatir dengan ketersediaan suku cadang dan layanan perbaikan.
4. Kurang Berinovasi dalam Teknologi dan Model Baru
Suzuki Jimny Long vs Jimny Short: Pilih Mana untuk Offroad dan Harian?
- Ist
Suzuki di India terus melakukan inovasi dengan teknologi yang ramah lingkungan dan fitur canggih yang tetap terjangkau.
Sementara itu, di Indonesia, Suzuki cenderung lambat dalam menghadirkan model baru yang kompetitif.
Beberapa model Suzuki di Indonesia bahkan merupakan produk global yang hanya diadopsi tanpa modifikasi besar untuk pasar lokal.
Jika Suzuki ingin bertahan dan berkembang di Indonesia, mereka perlu belajar dari strategi mereka sendiri di India: menghadirkan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, membangun jaringan layanan purna jual yang lebih luas, serta lebih agresif dalam inovasi dan promosi produk. Tanpa langkah ini, Suzuki bisa semakin terpuruk di pasar otomotif Indonesia yang semakin kompetitif. *AT