Desain Garang, Performa Oke! Kenapa KTM Masih Kalah Saing dari Motor Jepang?
- KTM - Pexels
Mindset – KTM dikenal dengan desain agresif dan performa tangguh, tetapi mengapa masih kalah saing dari motor Jepang di Indonesia? Simak alasan lengkapnya di sini!
Bagi pecinta motor sport, merek seperti Honda, Yamaha, dan Kawasaki mungkin menjadi pilihan utama. Hal ini tidak mengherankan, mengingat ketiga pabrikan asal Jepang tersebut memiliki jaringan aftersales yang luas, suku cadang yang mudah didapat, serta harga jual kembali yang stabil.
Namun, bagaimana dengan KTM? Merek asal Austria ini memiliki desain yang agresif, teknologi balap, dan bahkan ikut serta di MotoGP.
Sayangnya, popularitasnya di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan motor Jepang. Mengapa demikian?
Sejarah KTM di Indonesia: Awal yang Tidak Mulus
KTM resmi masuk ke Indonesia pada akhir 2012 melalui PT Moto KTM Indonesia. Pada awalnya, KTM hanya menawarkan tiga model utama, yaitu KTM Duke 200, KTM XC 250, dan KTM 990 Adventure.
Namun, dari ketiga model tersebut, hanya Duke 200 yang dirancang sebagai motor harian. Dengan demikian, pilihan yang ditawarkan kepada konsumen cukup terbatas.
Seiring waktu, KTM mulai menambah jajaran produknya, seperti KTM RC 200 dan Duke 250.
Sayangnya, meskipun memiliki fitur dan desain menarik, motor-motor ini tetap sulit bersaing dengan model sejenis dari pabrikan Jepang.
Apa yang Membuat KTM Sulit Bersaing?
Jaringan Dealer dan Servis Resmi yang Terbatas Salah satu kendala utama yang dihadapi KTM adalah minimnya jaringan dealer dan bengkel resmi.
Berbeda dengan Honda atau Yamaha yang memiliki bengkel di hampir setiap kota, bengkel resmi KTM masih terbatas.
Hal ini membuat banyak calon pembeli ragu untuk memilih KTM karena khawatir dengan layanan purna jualnya.
Harga dan Ketersediaan Suku Cadang
Suku cadang KTM sering kali sulit didapat dan harganya cenderung lebih mahal dibandingkan motor Jepang di kelas yang sama.
Bahkan, beberapa komponen fast-moving seperti kampas rem dan filter oli bisa lebih mahal hingga dua kali lipat dibandingkan merek Jepang.
Tidak hanya itu, suku cadang aftermarket KTM juga tidak sebanyak yang tersedia untuk motor Jepang, sehingga pilihan modifikasi pun terbatas.
Harga yang Tidak Masuk di Segmen Pasar
Sepeda Morot KTM 350 SX-F.
- KTM
KTM bermain di segmen yang membingungkan. Misalnya, KTM RC 200 berada di antara motor 150cc dan 250cc dari pabrikan Jepang.
Harganya lebih mahal dibandingkan motor 150cc, tetapi performanya masih kalah dibandingkan motor 250cc.
Akibatnya, konsumen cenderung lebih memilih motor dengan kapasitas lebih besar jika sudah berniat mengeluarkan uang lebih.
Faktor Silinder: Konsumen Indonesia Lebih Suka 2 Silinder
Di Indonesia, jumlah silinder pada mesin motor sering kali menjadi faktor penentu dalam memilih kendaraan.
KTM yang mayoritas menggunakan mesin satu silinder kerap dianggap kurang "berkelas" dibandingkan motor Jepang yang menawarkan mesin dua silinder di kelas yang sama.
Padahal, mesin satu silinder KTM sebenarnya lebih ringan dan bertenaga, tetapi stigma yang ada membuatnya kurang diminati.
Masalah Overheat dan Perawatan yang Mahal
Beberapa pengguna KTM mengeluhkan bahwa mesin motor ini lebih cepat panas dibandingkan motor Jepang di kelasnya.
Bahkan, beberapa kasus menunjukkan KTM 200cc mengalami overheat dalam kondisi standar.
Selain itu, KTM merekomendasikan oli premium seperti Motorex, yang harganya bisa mencapai Rp200.000 per botol. Jika dibandingkan dengan oli bawaan pabrik motor Jepang yang lebih murah, biaya perawatan KTM menjadi lebih mahal.
Apakah KTM Masih Layak Dibeli?
Kenapa KTM Masih Kalah Saing dari Motor Jepang.
- KTM - Pexels
Dari segi desain dan performa, KTM sebenarnya menawarkan sesuatu yang menarik bagi pecinta motor sport.
Namun, keterbatasan jaringan servis, harga suku cadang yang mahal, dan stigma tentang mesin satu silinder membuatnya kurang diminati di Indonesia
Motor KTM mungkin lebih cocok bagi mereka yang benar-benar mengutamakan keunikan dan tidak keberatan dengan biaya perawatan yang lebih tinggi.
Bagaimana menurut Anda? Apakah ada faktor lain yang membuat KTM kurang diminati? Yuk, diskusikan di kolom komentar! *AT