5 Mitos Mobil Hybrid yang Perlu Diluruskan, Apakah Benar Lebih Irit dan Minim Perawatan? Begini Faktanya
- Toyota
Mindset – Berikut lima Mitos Mobil Hybrid yang perlu diluruskan, apakah benar lebih irit dan minim perawatan? Faktanya akan diulas dalam artikel ini!
Mobil hybrid semakin populer di Indonesia, terutama dengan klaim efisiensi bahan bakar yang lebih baik dan perawatan yang lebih mudah dibandingkan mobil konvensional.
Namun, benarkah semua klaim tersebut akurat? Artikel ini akan membahas mitos dan fakta seputar mobil hybrid berdasarkan pengalaman pengguna serta data yang ada.
5 Mitos Mobil Hybrid
1. Mitos: Mobil Hybrid Selalu Lebih Irit Dibandingkan Mobil Bensin Konvensional
Fakta: Tidak semua mobil hybrid lebih irit dibandingkan mobil berbahan bakar bensin konvensional. Efisiensi bahan bakar sangat bergantung pada cara penggunaan dan kondisi lalu lintas.
Sebagai contoh, Toyota Innova Zenix Hybrid dalam kondisi normal bisa mencapai konsumsi bahan bakar 1:15 km/liter di dalam kota dan 1:22 km/liter di luar kota.
Sebaliknya, Toyota Alphard Hybrid, yang berkapasitas besar dan berat, masih memiliki konsumsi bahan bakar sekitar 1:18 km/liter—jauh lebih irit dibandingkan versi konvensionalnya yang hanya 1:6 km/liter.
Namun, efisiensi mobil hybrid juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti penggunaan AC.
Di Jakarta, di mana hampir semua pengemudi menyalakan AC sepanjang waktu, konsumsi BBM mobil hybrid bisa meningkat karena mesin tetap menyala untuk mengisi daya baterai.
2. Mitos: Mobil Hybrid Tidak Membutuhkan Perawatan Rutin
Suzuki XL7 vs Ertiga Hybrid, Pilih SUV Gagah atau MPV Irit?
- Suzuki
Fakta: Mobil hybrid tetap membutuhkan perawatan berkala, bahkan lebih kompleks dibandingkan mobil bensin biasa.
Ini karena sistem hybrid memiliki dua komponen utama yang harus dirawat: mesin konvensional dan baterai listrik.
Pada Honda CR-V Hybrid, misalnya, terdapat masalah umum pada inverter dan step-up step-down converter setelah beberapa tahun pemakaian karena sistem pendinginan yang kurang optimal.
Sementara itu, Suzuki XL7 Hybrid, yang menggunakan sistem mild-hybrid, memiliki potensi kerusakan pada fan belt dan motor generator setelah pemakaian lebih dari lima tahun.
Oleh karena itu, mobil hybrid tetap memerlukan perawatan khusus, terutama pada sistem kelistrikan dan baterainya.
3. Mitos: Baterai Mobil Hybrid Cepat Rusak dan Mahal Diganti
Ilustrasi sistem baterai mobil hybrid Toyota.
- Toyota
Fakta: Masa pakai baterai mobil hybrid sebenarnya cukup panjang, bisa mencapai 7-10 tahun tergantung pemakaian.
Namun, faktor eksternal seperti modifikasi sistem kelistrikan dapat mempercepat kerusakan.
Beberapa kasus di Malaysia menunjukkan bahwa baterai Toyota Alphard Hybrid lebih cepat rusak ketika pemiliknya menambahkan perangkat elektronik seperti audio sistem kelas berat atau kulkas mini.
Jika dipakai normal, baterai hybrid Toyota dan Honda cukup tahan lama. Bahkan, untuk mobil mild-hybrid seperti Suzuki XL7, baterainya lebih murah dan tahan lama, mirip dengan aki mobil Eropa yang bisa bertahan hingga 7-8 tahun.
4. Mitos: Semua Mobil Hybrid Bisa Menggunakan Tenaga Listrik Penuh
Fakta: Tidak semua mobil hybrid bisa berjalan hanya dengan tenaga listrik. Terdapat beberapa jenis hybrid, yakni:
- Full Hybrid (HEV): Bisa berjalan dengan tenaga listrik dalam kecepatan rendah atau kondisi tertentu. Contohnya adalah Toyota Innova Zenix Hybrid dan Honda CR-V Hybrid.
- Mild Hybrid (MHEV): Sistem hybrid hanya membantu mesin dalam kondisi tertentu, seperti Suzuki XL7 Hybrid yang hanya menggunakan bantuan motor listrik saat berkendara di tol.
- Plug-in Hybrid (PHEV): Bisa diisi ulang daya baterainya dan memiliki jarak tempuh listrik lebih panjang, tetapi belum banyak tersedia di Indonesia.
5. Mitos: Mobil Hybrid Adalah Solusi Masa Depan, EV Tidak Akan Menggantikan
Ilustrasi Cara Kerja Sistem Hybrid Suzuki Grand Vitara.
- Suzuki
Fakta: Saat ini, banyak produsen otomotif yang masih menahan produksi mobil listrik (EV) secara masif karena faktor infrastruktur dan permintaan pasar.
Beberapa pabrikan seperti Ford dan Mercedes-Benz bahkan mengurangi investasi di sektor EV karena masih banyak keterbatasan, terutama dalam hal pengisian daya.
Sementara itu, mobil hybrid tetap menjadi solusi terbaik untuk saat ini karena masih menggunakan bahan bakar konvensional, tetapi dengan efisiensi lebih baik.
Meski demikian, pemilik mobil hybrid tetap harus mempertimbangkan biaya perawatan yang mencakup mesin bensin dan sistem baterainya.
Dengan mengetahui mitos dan fakta seputar mobil hybrid, Anda bisa lebih memahami apakah kendaraan jenis ini cocok untuk kebutuhan Anda atau tidak.*AT