Mengapa Harga Jual Kembali Mobil Listrik Anjlok? Ini 5 Alasan Sebenarny

Mengapa Harga Jual Kembali Mobil Listrik Anjlok?
Sumber :
  • Ist

MindsetMobil listrik (Electric Vehicle/EV) sering disebut sebagai mobil masa depan. Namun, di Indonesia, mobil listrik ternyata memiliki harga jual kembali yang anjlok.

Mengapa Toyota dan Daihatsu Sering Meluncurkan Mobil Kembar? Ini Penjelasannya!

Padahal, mobil listrik menawarkan berbagai keunggulan, seperti hemat bahan bakar, perawatan yang lebih sederhana, dan ramah lingkungan.

Lalu, mengapa harga jual kembali mobil listrik justru turun drastis? Simak penjelasannya berikut ini.

5 Alasan Harga Jual Kembali Mobil Listrik Anjlok

5 Mobil Sedan Bekas di Bawah Rp65 Juta yang Cocok untuk Anak Muda

Compact Crossover, mobil listrik murah Tesla siap dirilis tahun 2025.

Photo :
  • Tesla

1. Kekhawatiran Terhadap Harga dan Usia Baterai Mobil Listrik

Salah satu faktor utama yang membuat harga jual kembali mobil listrik anjlok adalah kekhawatiran terhadap baterai.

Kenapa Mobil Jepang Laris di Indonesia, Tapi Datsun Justru Gagal? Ini 6 Faktanya!

Baterai merupakan komponen terpenting sekaligus termahal dalam mobil listrik. Harga baterai bisa mencapai sepertiga dari harga mobil itu sendiri.

Misalnya, baterai Wuling Air EV long range dihargai sekitar Rp100 juta, sedangkan harga mobil bekasnya hanya sekitar Rp150 juta. 

Ketika kapasitas baterai menurun atau habis masa pakainya, pemilik harus mengeluarkan biaya besar untuk menggantinya.

Hal ini membuat calon pembeli mobil listrik bekas berpikir dua kali. Mereka khawatir harus mengeluarkan biaya tambahan yang hampir setara dengan harga mobil baru.

2. Peminat Mobil Listrik yang Masih Sedikit

Penampakan Mobil City Car Wuling Air Ev.

Photo :
  • wuling.id

Meskipun mobil listrik semakin populer, minat masyarakat Indonesia terhadap mobil listrik bekas masih terbatas.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti ketidakpastian harga baterai, ketakutan akan biaya perawatan yang tinggi, dan infrastruktur pengisian daya yang belum merata. 

Ketika peminat sedikit, penjual mobil listrik bekas terpaksa menurunkan harga terus-menerus agar mobilnya laku.

Akibatnya, harga jual kembali mobil listrik menjadi tidak stabil dan cenderung turun drastis.

3. Perkembangan Teknologi yang Cepat

Teknologi mobil listrik berkembang sangat cepat. Setiap tahun, pabrikan otomotif meluncurkan model baru dengan teknologi baterai yang lebih canggih dan jarak tempuh yang lebih jauh. 

Hal ini membuat mobil listrik yang dirilis beberapa tahun lalu terlihat ketinggalan zaman. 

Sebagai contoh, Wuling Air EV yang diluncurkan pada 2022 dengan harga Rp238-300 juta, kini dijual bekas dengan harga sekitar Rp150 juta.

Padahal, usia mobil tersebut belum genap dua tahun. Perkembangan teknologi yang cepat membuat mobil listrik bekas kehilangan nilai jualnya.

4. Garansi Baterai yang Terbatas

Beberapa pabrikan mobil listrik, seperti Wuling, menawarkan garansi baterai seumur hidup. 

Namun, garansi ini memiliki syarat-syarat ketat, seperti batasan jarak tempuh per tahun (maksimal 30.000 km), larangan pemindahan kepemilikan, dan kewajiban servis di bengkel resmi. 

Syarat-syarat ini membuat garansi baterai kurang menarik bagi calon pembeli mobil listrik bekas.

Mereka khawatir tidak bisa memenuhi syarat garansi, sehingga harus menanggung biaya penggantian baterai yang mahal.

5. Bahan Baku Baterai yang Mahal 

Eksterior mobil listrik Hyundai Ioniq 5.

Photo :
  • Hyundai

Baterai mobil listrik menggunakan bahan baku mahal, seperti litium, kobalt, dan mangan. Bahan-bahan ini membuat harga baterai menjadi sangat tinggi.

Sebagai perbandingan, baterai lithium-ion untuk drone FPV dengan kapasitas kecil saja bisa mencapai harga Rp300-500 ribu untuk waktu terbang hanya 3 menit. 

Bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk baterai mobil listrik yang jauh lebih besar dan kompleks. Inilah alasan mengapa harga baterai mobil listrik sangat mahal, dan hal ini berdampak langsung pada harga jual kembali mobil listrik.

Bagi Anda yang berminat membeli mobil listrik bekas, pertimbangkan dengan matang biaya penggantian baterai dan ketersediaan infrastruktur pengisian daya di daerah Anda. Jika faktor-faktor tersebut bisa diatasi, mobil listrik bisa menjadi pilihan yang menarik untuk masa depan. *AT