Mengapa Motor Benelli Kurang Laku di Indonesia? Analisis Harga, Desain, dan Layanan Purna Jual

Spesifikasi Benelli TRK 502X, Motor Petualang dengan Mesin 500 CC.
Sumber :
  • benelli

Mindset – Benelli, merek motor asal Italia yang kini berada di bawah naungan perusahaan China, Qianjiang, menghadapi tantangan besar di pasar otomotif Indonesia. 

Mobil Bekas Kilometernya Tinggi, Masih Worth It untuk Dibeli? Ini Tips Ahlinya!

Meskipun memiliki sejarah panjang sejak tahun 1911, brand ini masih sulit menembus hati konsumen tanah air.

 Artikel ini akan membahas beberapa faktor yang menyebabkan motor Benelli kurang diminati di Indonesia.

Mengapa Motor Benelli Kurang Laku di Indonesia?

1. Harga yang Kurang Kompetitif

Camping dengan Gaya! Intip Spesifikasi Toyota Hilux Camper Van Rangga

Benelli menawarkan motor dengan harga yang tidak jauh berbeda atau bahkan lebih mahal dibandingkan kompetitor seperti Yamaha dan Kawasaki. 

Contohnya, model Benelli TNT 249s yang dibanderol sekitar Rp58,6 juta, lebih mahal dari Yamaha MT-25 dan Kawasaki Ninja Z250 yang memiliki segmen mesin serupa. 

Spesifikasi dan Kelebihan Kawasaki KLX 230 SE, Motor Trail Andal untuk Segala Medan

Bagi konsumen Indonesia, harga menjadi salah satu faktor utama dalam memilih motor, terlebih jika melihat layanan purna jual yang ditawarkan.

2. Desain yang Tidak Sesuai Selera Pasar 

Motor Benelli.

Photo :
  • Benelli

Benelli memiliki desain yang unik, mengadopsi gaya motor klasik dan naked yang mungkin lebih disukai di pasar Eropa. 

Namun, di Indonesia, motor-motor dengan desain naked dan klasik retro belum sepenuhnya diminati dibandingkan motor sport dengan desain fairing yang lebih agresif. 

Selera konsumen Indonesia cenderung lebih memilih motor dengan tampilan sporty dan gagah, seperti yang ditawarkan oleh Ninja atau CBR.

3. Persepsi sebagai Produk "Motor Cina"

Meski tetap mempertahankan nama Italia, akuisisi oleh perusahaan China, Qianjiang, membuat Benelli dicap sebagai "motor Cina". 

Stigma negatif terhadap produk China masih kuat di Indonesia, terutama dalam hal kualitas dan keawetan. 

Hal ini berkontribusi pada rendahnya minat konsumen terhadap motor Benelli, yang masih dianggap sebagai motor dengan kualitas yang belum terjamin.

4. Layanan Purna Jual yang Terbatas 

Benelli Imperial 400.

Photo :
  • Oto

Salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi keputusan konsumen adalah layanan purna jual. 

Motor dengan jaringan servis yang luas dan mudah diakses memiliki keunggulan besar di pasar. 

Sayangnya, Benelli belum memiliki jaringan after-sales yang solid di Indonesia. Hal ini membuat konsumen ragu untuk membeli karena khawatir dengan perawatan dan ketersediaan suku cadang di masa depan.

5. Performa yang Kurang Memuaskan

Di atas kertas, performa motor Benelli terlihat cukup kompetitif. Sebagai contoh, TNT 249s menggunakan mesin berkapasitas 249 cc Inline Twin DOHC yang mampu menghasilkan tenaga 31,5 hp pada 11.000 RPM. 

Namun, dalam uji coba, performanya sering dianggap tidak sebanding dengan motor sejenis di kelasnya, seperti MT-25 dan Ninja Z250. 

Selain itu, konfigurasi mesin firing order 360 derajat yang menghasilkan suara mirip empat silinder dianggap sebagai gimmick tanpa peningkatan performa signifikan.

6. Depresiasi Harga yang Tinggi

Konsumen Indonesia cenderung berhati-hati dalam membeli motor yang memiliki depresiasi harga tinggi. 

Motor Benelli, sayangnya, termasuk dalam kategori ini. Sulitnya menjual kembali motor Benelli membuat konsumen berpikir dua kali sebelum memutuskan membeli motor baru dari merek ini.

Solusi dan Rekomendasi untuk Benelli 

Spesifikasi Benelli TRK 502X, Motor Petualang dengan Mesin 500 CC.

Photo :
  • benelli

Jika Benelli ingin mengubah persepsi pasar dan meningkatkan penjualannya di Indonesia, mereka perlu mempertimbangkan langkah-langkah berikut:

- Perkuat layanan purna jual dengan membuka lebih banyak jaringan dealer resmi dan memastikan ketersediaan suku cadang yang lebih luas.

- Sesuaikan desain dengan selera pasar lokal, mungkin dengan menghadirkan model yang lebih sporty atau berkolaborasi dengan desainer lokal.

- Strategi harga yang lebih kompetitif dengan memperhatikan daya beli konsumen Indonesia.

- Peningkatan kualitas produk agar bisa menepis stigma motor China dan menambah kepercayaan konsumen.*RCH