Apa Itu Roleplay & Benarkan dapat Berdampak Buruk Terhadap Psikologi? Simak Penjelasan Lengkapnya!
- Ist
Kesehatan, Mindset – Apa itu Rolepaly? Saat ini, istilah roleplay tengah mencuri perhatian di dunia media sosial TikTok. Awal mulaya istilah Roleplay viral dari sebuah video yang menampilkan seorang gadis kecil yang sedang menangis setelah ayahnya mengetahui bahwa dia sedang bermain game RP (roleplay).
Kejadian tersebut memicu rasa khawatir di kalangan orang tua lainnya mengenai jenis game yang dimainkan oleh anak-anak mereka.
Lantas, Apa itu Rolepaly?
Roleplay, sebagai bentuk kegiatan rekreasi atau permainan yang populer, memungkinkan individu untuk mengasumsikan berbagai peran dan terlibat dalam skenario simulasi. Roleplay dapat ditemukan dalam berbagai setting seperti permainan video, forum online, chat bot seperti di Telegram dan bahkan acara kehidupan nyata.
Meskipun roleplay menawarkan banyak manfaat, seperti ekspresi kreatif dan interaksi sosial, penting untuk menyadari konsekuensi negatif yang terkait dengan aktivitas ini.
Dampak Buruk Bermain Roleplay
Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang sisi gelap roleplay dan menjelajahi dampak buruknya.
1. Pelarian dan Dissosiasi
Salah satu kekhawatiran penting terkait dengan roleplay adalah potensinya untuk mendorong pelarian.
Individu dapat mengembangkan keterikatan yang kuat terhadap karakter fiktif atau persona alternatif mereka, sehingga mereka mulai menyisihkan kehidupan nyata mereka.
Ini dapat menyebabkan mereka mengabaikan tanggung jawab dan kewajiban sehari-hari, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, dan pendidikan.
Ketika seseorang semakin terikat pada dunia roleplay, mereka mungkin merasa sulit untuk membedakan antara realitas dan fiksi, yang mengarah pada dissociation atau perasaan terpisah dari kenyataan.
2. Gangguan Kesehatan Mental
Perlu dicatat bahwa roleplay yang ekstensif dan terlalu mendalam juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental individu.
Terlalu banyak berinvestasi dalam peran fiksi yang intens dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
Orang yang melakukan roleplay yang melibatkan konten traumatis atau kekerasan mungkin mengalami kesulitan memproses emosi mereka dengan baik. Karena terus-menerus terpapar dengan situasi yang memicu stres.
Selain itu, jika ada konflik atau masalah interpersonal dalam komunitas roleplay, individu mungkin mengalami konflik internal dan stres tambahan yang berdampak pada kesejahteraan mental mereka.
3. Ketergantungan dan Penyalahgunaan Waktu
Salah satu bahaya lain yang terkait dengan roleplay adalah ketergantungan yang mungkin timbul dari aktivitas ini.
Ketika seseorang terlalu terlibat dalam dunia roleplay, mereka mungkin menjadi tergantung pada sensasi dan kepuasan emosional yang diperoleh dari aktivitas tersebut.
Ini dapat mengarah pada penyalahgunaan waktu yang signifikan, di mana individu menghabiskan berjam-jam untuk roleplay dan mengabaikan kebutuhan dan tanggung jawab lainnya.
Akibatnya, produktivitas menurun, hubungan sosial terganggu, dan keseimbangan hidup terabaikan.
4. Kehilangan Jati Diri
Roleplay yang berlebihan juga dapat menyebabkan individu kehilangan jati diri mereka.
Dalam upaya untuk memenuhi ekspektasi dan standar yang ditetapkan oleh komunitas roleplay, seseorang mungkin mengabaikan nilai-nilai, minat, dan aspirasi mereka yang sebenarnya.
Identitas mereka menjadi terdistorsi atau tergantikan oleh karakter atau persona yang mereka mainkan dalam permainan atau skenario roleplay.
Akibatnya, individu tersebut mungkin mengalami perasaan kebingungan dan kehilangan arah dalam kehidupan nyata.
Neymar JR menggunakan skin BLACKPINK pada game PUBG.
Meskipun roleplay menawarkan berbagai manfaat, penting untuk menyadari potensi dampak negatif yang mungkin timbul.
Escapism yang berlebihan, gangguan kesehatan mental, ketergantungan, kehilangan jati diri, dan penyalahgunaan waktu adalah beberapa contoh dampak buruk yang dapat terjadi akibat praktik roleplay yang tidak seimbang.
Oleh karena itu, penting bagi individu yang terlibat dalam roleplay untuk menjaga keseimbangan antara dunia imajiner dan kehidupan nyata. Serta memahami batasan pribadi mereka untuk tetap menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan