4 Fakta Perayaan Hari Imlek di Indonesia

Perayaan Tahun Baru Imlek
Sumber :
  • viva.co.id

MindsetHari Imlek 2023 akan dirayakan pada 22 Januari 2023. Sebagaimana biasa, ada banyak keunikan yang bisa ditemukan dalam perayaan tersebut. Sebagai contoh yang paling terlihat, warna merah pasti akan mendominasi perayaan tahun baru Imlek.

5 Poin ‘Penyaliban’ Yesus Kristus Pada Jumat Agung Versi Islam

Akan tetapi tahukah sobat Mindset bahwa ada beberapa fakta unik lain terkait tahun baru Imlek yang juga penting diketahui? Berikut Mindset merangkum fakta-fakta tersebut dari berbagai sumber. 

1. Hari Raya Terpenting Masyarakat Tionghoa 

Hari Raya Imlek adalah hari raya terpenting bagi masyarakat Tionghoa. Nilai pentingnya kira-kira sama dengan kita merayakan tahun baru tiap tanggal 1 Januari ataupun umat Islam merayakan tahun baru Hijriah tiap tanggal 1 Muharram. 

Jumat 29 Maret 2024 Hari Libur Nasional Jumat Agung, Apa Itu?

Baca juga: 4 Fakta Perayaan Hari Imlek di Indonesia

Sebagaimana perayaan tahun baru Islam juga selalu berbeda tiap tahunnya jika dihitung menggunakan kalender Masehi, demikian juga tahun baru Imlek. Tahun baru Imlek dihitung menggunakan kalender Imlek atau Kalender Tionghoa. 

2. Dirayakan Selama 15 Hari

Doa Awal Tahun Lengkap Tata Cara Doa, Transliterasi, dan Khasiatnya

Kirab Grebeg Sudiro Perayaan Imlek di Solo

Photo :
  • viva.co.id

Perayaan Hari imlek di Indonesia biasa dilaksanakan selama 15 hari. Menjelang hari pertama, ataupun pada saat perayaan, ada beberapa adat yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat Tionghoa, terutama pemujaan terhadap leluhur. 

Di Indonesia, karena masyarakat Tionghoa tersebar di berbagai daerah, maka perayaan tahun baru Imlek pun bervariasi. Perayaan di Kawasan Jakarta yang sudah mengalami akulturasi dengan kultur Betawi berbeda dengan perayaan di daerah Jawa Tengah yang sudah mengalami akulturasi dengan kultur Jawa. Di Solo misalnya ada Kirab Grebeg Sudiro untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2022.

3. Dilarang oleh Presiden Soeharto, Diperbolehkan Kembali oleh Presiden Abdurrahman Wahid

Sejarah perayaan hari imlek di Indonesia sudah dimulai sejak awal kedatangan masyarakat Tionghoa di Indonesia. Perayaan tersebut memiliki perbedaan satu sama lain karena beragamnya masyarakat Tionghoa dari segi bahasa dan budaya.

Baca juga: 50 Twibbon Hari Imlek 2023, Paling Keren: Berikut Link Download dan Cara Pakai

Akan tetapi jika dibandingkan sejak masa Presiden Sukarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono, perayaan tersebut juga mengalami pasang surut. Pada masa Presiden Sukarno, relasi Indonesia-Tiongkok mengalami pasang surut sehingga akhirnya pada tahun 1953 Presiden Sukarno menghapus Tahun Baru Imlek dari daftar hari raya khusus masyarakat Tionghoa. 

Pada masa presiden Soeharto, masyarakat bahkan dilarang merayakan tahun baru Imlek di muka umum. Baru kemudian di tahun 2000 keputusan Presiden Soeharto tersebut dicabut oleh presiden Abdurrahman Wahid. Keputusan itulah yang berlaku sampai sekarang sehingga masyarakat Tionghoa bisa merayakan Tahun Baru Imlek 2023

4. Salah Satu Hari Libur Nasional

Sementara Presiden Abdurrahman Wahid mencabut keputusan Presiden Soeharto terkait larangan merayakan tahun Baru Imlek di muka umum, penerusnya, Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Nasional. Keputusan tersebut dikeluarkan secara resmi pada tahun 2003.

Sebelumnya, pada tahun 2001, Tahun Baru Imlek baru ditetapkan sebagai salah satu hari libur fakultatif. Artinya, hari libur tersebut ditetapkan oleh pemda setempat atau instansi tertentu dan bukan merupakan hari libur nasional.