Orang Miskin Duluan Masuk Surga Daripada Orang Kaya, Benarkah?
- Pexels | @jplenio
Mindset –Semua orang di dunia ini pasti mengharapkan jadi orang kaya. Minimal kita ingin kehidupan kita tercukupi dari segi finansial.
Tentu saja Islam juga tidak mengharamkan umatnya untuk menjadi kaya. Di kalangan sahabat Nabi juga banyak orang kaya, misalnya yang terkenal Utsman bin Affan.
Sebagian orang juga menggunakan dalil hadis populer yang berbunyi bekerjalah untuk duniamu seolah kamu akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah kamu akan mati besok hari.
Kerja Secukupnya Tidak Berlebihan
- freepik.com
Selain itu, kekayaan juga bisa mendapatkan pahala. Jika kita kaya misalnya maka kita juga bisa memberi sedekah lebih banyak dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
Jika kita kaya, pikiran kita juga akan lebih tenang saat beribadah, karena kebutuhan fisik kita sudah terpenuhi.
Dengan kekayaan kita juga bisa menunjang kesehatan tubuh sehingga lebih rajin beribadah. Selain itu, kita juga bisa membiayai pendidikan agama anak kita sehingga menjadi anak saleh.
Dengan kata lain, Islam tidak mengharamkan kita menjadi kaya. Persoalannya tinggal apakah kekayaan kita semakin mendekatkan kita kepada Allah Swt. atau justru sebaliknya.
Selain itu, Islam juga bahkan mengecam orang miskin yang malah menyombongkan kemiskinannya atau justru malah menjadi peminta minta.
Hadis Pengemis
- Tangkapan Layar Riyadush Shalihin
Nah, selanjutnya, ada pemahaman umum selama ini yang beredar bahwa orang miskin lebih dahulu masuk surga daripada orang kaya. Benarkah?
Apakah dengan demikian Islam mengajarkan bahwa lebih utama menjadi orang miskin daripada menjadi orang kaya?
Salah satu sumber rujukan ungkapan orang miskin lebih dahulu masuk surga daripada orang kaya adalah kitab karangan Ibnu Qayyim al Jauziyyah.
Dalam kitab Hadil Arwah ila Biladil Afrah tersebut memang ada bab khusus yang menyebutkan demikian, bahwa orang miskin kelak lebih dahulu masuk surga daripada orang kaya.
Rujukan Ibnu Qayyim sendiri adalah beberapa hadis nabi yang memang menyatakan demikian.
Termasuk bahwa seorang mukmin yang kaya ditahan tidak langsung diperbolehkan masuk surga sementara orang mukmin yang miskin langsung masuk surga.
Akan tetapi hadis-hadis tersebut berbeda dalam hal berapa lama selisih waktu orang miskin dan orang kaya masuk surga tersebut.
Ilustrasi Lingkungan Surga
- Pixabay / kordi_vahle
Satu hadis mengatakan selisihnya setengah hari. Akan tetapi setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia.
Hadis yang kedua menjelaskan selisihnya empat puluh musim gugur. Sementara hadis yang lain menyatakan bahwa selisihnya adalah setengah tahun akhirat.
Dengan demikian, jelas bahwa memang orang miskin akan masuk lebih dahulu ke dalam surga daripada orang kaya.
Akan tetapi Ibnu Qayyim juga menjelaskan bahwa lebih dulunya orang miskin masuk ke dalam surga tidak berarti orang miskin lebih utama dari orang kaya.
Bisa saja orang yang masuk surga lebih belakangan tetapi posisinya di surga jauh lebih tinggi daripada orang yang masuk lebih awal.
Maka orang boleh memilih apakah akan mengejar keutamaan waktu masuk atau keutamaan posisi di surga.
Demikian penjelasan tentang orang miskin masuk surga lebih dahulu daripada orang kaya berdasarkan hadis nabi.