Sipon, Istri Penyair Aktivis Wiji Thukul, Meninggal, Begini Potret Kemesraan Mereka dalam Puisi

Sipon, Istri Wiji Thukul
Sumber :
  • viva.co.id

agar tak lusuh

karena baju ini untukmu bojoku

 

Puisi tersebut Wiji Thukul tulis pada 22 Januari 1996. Meski ditulis dengan sangat sederhana, tetapi kita bisa merasakan kemesraan seorang suami terhadap istrinya. 

Puisi mengisahkan seorang suami yang ingin memberikan baju untuk istrinya. Nilai puitis sejak awal sudah terasa melalui pilihan kata yang digunakan. Wiji Thukul menggunakan diksi “bojo” dan bukan istri. Diksi “bojo” dan “baju” memiliki efek konsonansi, pengulangan konsonan. 

Kemesraan yang sederhana tergambar dari kisah bahwa baju itu sendiri dibeli dengan harga murah. Selain itu, dibelinya juga di tukang loak. Bahkan pundak baju itu sendiri sobek. 

Kemudian kita menemukan atmosfer yang kian sedih ketika tahu bahwa bahkan hanya untuk memberikan baju itu langsung, sang suami tidak bisa. Alasannya karena sang suami sedang menjadi buronan penguasa. 

Pada akhirnya, sang suami hanya mencuci baju itu dan melipatnya di bawah bantal supaya tidak lusuh. Pemberian baju yang tampak remeh itu menjadi bernilai tinggi karena kisah di baliknya.