Sejarah Hari Tritura, Hari Peringatan Selain Gerakan Satu Juta Pohon Pada 10 Januari

Aksi Tritura Pada Tahun 1966
Sumber :
  • viva.co.id

Mindset –Tiap tanggal 10 Januari, kita memperingati dua hari besar nasional sekaligus. Pertama kita memperingati Hari Tritura, kedua kita memperingati Hari Gerakan Satu Juta Pohon. Jika peringatan yang pertama terkait sejarah politik lokal, peringatan yang kedua terkait Gerakan ekologis yang sifatnya universal. 

Peringatan Hari Tritura merujuk pada Aksi Tritura yang berlangsung pada 10 s/d 13 Januari tahun 1966 di Jakarta. Aksi tersebut merupakan salah satu efek dari tragedi 30 September dan anggapan yang beredar di publik bahwa aksi tersebut didalangi oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI

Oleh sebab itu, salah satu poin yang diusung oleh Aksi Tritura atau Tri/Tiga Tuntutan Rakyat adalah bubarkan PKI. Memang pada masa itu sebagian pihak merasa tidak puas atas sikap Presiden Sukarno yang dipandang tidak tegas terhadap PKI. Para pelopor aksi ini adalah para mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia).

Dua poin lain Aksi Tritura adalah rombak Kabinet Dwikora dan Turunkan Harga. Tuntutan kedua ini masih terkait dengan poin pertama. Kabinet Dwikora dipandang oleh sebagian pihak masih mengikutsertakan beberapa perwakilan PKI. Selain itu, kabinet juga dipandang tidak berhasil melakukan stabilisasi negara baik di bidang sosial, politik, maupun ekonomi. 

Poin terakhir merupakan poin yang jauh lebih darurat karena dialami oleh masyarakat Indonesia secara universal. Kebijakan perekonomian era Presiden Sukarno memang bersifat ideologis dan sebagai konsekuensinya tidak menempatkan situasi riil rakyat sebagai pertimbangan utama. 

Presiden Sukarno sendiri menanggapi Aksi Tritura dengan melakukan perombakan kabinet yang diumumkan tanggal 21 Februari tahun yang sama. Akan tetapi para pendukung aksi tidak merasa puas karena dalam kabinet tersebut masih ada para simpatisan PKI. 

Pada tanggal 24 Februari 1966, salah seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran UI bernama Arief Rahman Hakim tewas tertembak. Pelakunya diduga merupakan anggota Resimen Tjakrabirawa yang merupakan Pasukan Pengawal Presiden Sukarno. Tanggal 25 Februari 1966, KAMI dibubarkan, tetapi aksi tetap berlangsung sampai momen keluarnya mandat yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar

Tritura biasa dipandang sebagai tonggak lahirnya Orde Baru sekaligus penanda keruntuhan Orde Lama. Oleh sebab itu, Hari Tritura juga sudah langsung diperingati untuk pertama kalinya pada tanggal 10 Januari 1967. 

Pada tanggal yang sama, Presiden Sukarno menyampaikan pidato legendaris “Pelengkap Nawaksara” yang ditolak oleh MPRS dan berujung perubahan status Soeharto secara de facto menjadi kepala pemerintahan Indonesia pada 20 Februari 1967. 

Demikian sejarah singkat mengapa tiap tanggal 10 Januari kita memperingati Hari Tritura selain Hari Gerakan Satu Juta Pohon.