6 Puisi Tahun Baru karya Penyair Indonesia termasuk W.S. Rendra, Remy Sylado, dan Jokpin

Selamat Tahun Baru 2023
Sumber :
  • Unsplash @leekos

Setelah para cukong berkomplot dengan para tiran,

setelah hak asasi di negara miskin ditekan

demi kejayaan negara maju,

bagaimanakah wajah kemanusiaan?

 

Di jalan orang dibius keajaiban iklan.

Di rumah ia tegang, marah dan berdusta.

Impian mengganti perencanaan.

Penataran mengganti penyadaran.

Kota metropolitan di dunia ketiga adalah nadi

dari jantung negara maju.

Nadi yang akan mengidap kanker

yang akan membunuh daya hidup desa-desa,

dan akhirnya, tanpa bisa dikuasai lagi,

menjadi jahat, hina dan berbahaya.

Itulah penumpukan yang tanpa peredaran.

 

Tanpa hak asasi tak ada kepastian kehidupan.

Orang hanya bisa digerakkan

tapi kehilangan daya geraknya sendiri.

Ia hanyalah babi ternak

yang asing terhadap hidupnya sendiri.

Rakyat menjadi bodoh tanpa opini.

Di sekolah murid diajar menghafal

berdengung seperti lebah

lalu akhirnya menjadi sarjana menganggur.

Di rumah ibadah orang nyerocos menghafal

dan di kampung menjadi pembenci

yang tangkas membunuh dan membakar.

Para birokrat sakit tekanan darah

sibuk menghafal dan menjadi radio.

Kenapa pembangunan tidak berarti kemajuan?

Kenapa kekayaan satu negara

membuahkan kemiskinan negara tetangganya?

 

Peradaban penumpukan tak bisa dipertahankan.

Lihatlah: kemacetan, polusi dan erosi!

Apa artinya tumpukan kekuasaan

bila hidupmu penuh curiga

dan takut diburu dendam?

Apa artinya tumpukan kekayaan

bila bau busuk kemiskinan

menerobos jendela kamar tidurmu?

Isolasi hanya menghasilkan kesendirian

tanpa keheningan.

Luka orang lain adalah lukamu juga.

Sedangkan peradaban peredaran tak bisa dibina

tanpa berlakunya hak asasi.

Apa artinya kekayaan alam

tanpa keunggulan daya manusia?

Bagaimana bisa digalang daya manusia

tanpa dibangkitkan kesadarannya

akan kedaulatan pribadi

terhadap alam

dan terhadap sesamanya?

 

Wajah-wajah yang capek