Gambaran Buraq, Hewan Tunggangan Nabi dalam Kisah Isra Mi’raj
- Wikimedia
Mindset –Kisah Isra Mi’raj adalah peristiwa ajaib yang dijalani oleh Nabi Muhammad saw antara 620-621 M. Peristiwa Isra Mikraj itu sendiri diyakini terjadi pada malam hari tanggal 27 Bulan Rajab.
Salah satu keajaiban terkait peristiwa itu adalah waktu singkat yang Nabi Muhammad saw habiskan untuk menjalaninya. Perjalanan Isra, yaitu perjalanan dari Masjidilharam ke Majidilaqsa sejarak 1.239 kilometer ditempuh tidak sampai semalam.
Isra dan Mi’raj memang terjadi dalam satu malam. Isra adalah perjalanan dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa, sementara Mi’raj adalah perjalanan naik ke Sidratulmuntaha melewati 7 lapis langit.
Karena keajaiban itulah maka disebutkan juga bahwa kisah Isra Mi’raj bisa dijadikan tolok ukur keimanan. Orang yang imannya kuat pasti langsung percaya bahwa Nabi Muhammad saw memang menjalani peristiwa itu. Sebaliknya, orang yang imannya lemah pasti meragukannya.
Perjalanan dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa itu ditempuh oleh Nabi Muhammad saw dengan menunggang Buraq, atau Burak. Pertanyaannya kemudian, hewan seperti apakah Buraq itu?
Dalam Kitab Dardir Mi’raj karya Imam Sidi Abi al-Barakat yang merupakan satu rujukan populer kisah Isra Mikraj, disebutkan sedikit rincian tentang Buraq. Rincian tersebut setidaknya bisa memberikan sedikit gambaran bagi kita tentangnya.
Baca juga Kitab Dardir Mi'raj Rujukan Kisah Isra Mi'raj yang Populer
Buraq memiliki bulu berwarna putih. Tingginya disebutkan melebihi keledai tetapi lebih pendek dari bagal. Bagal adalah hasil persilangan antara kuda betina dengan keledai jantan. Telinga Buraq digambarkan tidak pernah henti bergerak-gerak.
Jarak yang bisa ditempuh oleh Buraq dalam satu kali melangkah adalah sejauh mata memandang. Oleh karena itu disebutkan juga kemampuannya tersebut menjadi sebab hewan itu dinamai Buraq, yakni dari kata Barq yang artinya kilat.
Yang unik, Buraq ini digambarkan saat sedang mendaki gunung maka kaki-kaki belakangnya akan memanjang. Sebaliknya, saat sedang menuruni gunung maka kaki-kaki depannyalah yang memanjang. Dengan demikian, penunggangnya akan selalu berada dalam posisi mendatar baik sedang mendaki ataupun sedang menuruni gunung.
Untuk menambah kecepatan larinya, Buraq juga memiliki sayap pada kedua pahanya. Dikatakan juga dalam sebuah hadis bahwa Buraq merupakan hewan tunggangan Nabi Ibrahim as saat beliau pergi ke Mekkah.
Baca juga 11 Tamsil Manusia yang Disaksikan oleh Nabi Muhammad saw Saat Isra Mi'raj
Dalam literatur-literatur klasik ada banyak ilustrasi dibuat berdasarkan rincian-rincian Buraq yang hanya sedikit itu. Ilustrasi-ilustrasi tersebut tentu saja sudah memuat imajinasi pelukisnya sehingga tidak bisa dianggap sebagai gambaran Buraq yang sesungguhnya.
Bagi kita semua, Sobat Mindset, cukuplah dengan mempercayai gambaran tentang Buraq sesuai deskripsi-deskripsi dari para ulama kredibel. Sementara ilustrasi-ilustrasi yang pernah dibuat oleh berbagai pihak cukup dianggap sebagai karya seni.