20 Kutipan Puisi Sufi Jalaluddin Rumi untuk Direnungkan di Bulan Rajab 2023
- Pixabay / Zubeyde Tasel
Mindset –Tanpa terasa kita sudah memasuki Bulan Rajab, Sobat Mindset. Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Pada Bulan Rajab ini kita akan memperingati peristiwa bersejarah Isra Mikraj Nabi Muhammad saw dan juga harlah NU.
Bulan Rajab dari segi bahasa memiliki arti mulia. Bulan ini memang termasuk salah satu dari empat asyhurul hurum, bulan-bulan haram atau mulia. Tiga bulan yang lainnya adalah Bulan Muharam, Dzulqa’dah, dan Bulan Dzulhijjah.
Selain itu, Bulan Rajab juga memiliki banyak nama, salah satunya adalah al-ashab, artinya mengucur atau menetes. Bulan Rajab dinamai demikian sebab derasnya kucuran kebaikan pada bulan ini. Selain itu, nama lainnya adalah al-asham, artinya tuli. Dinamai demikian karena pada Bulan Rajab tidak terdengar denting senjata karena pada bulan ini diharamkan berperang.
Sebagai sebuah bulan mulia, dipenuhi kucuran kebaikan, sekaligus juga tenang, Bulan Rajab sangat baik untuk diisi dengan beribadah. Salah satunya misalnya dengan melaksanakan puasa sunah. Selain itu, sangat bagus juga jika bulan ini diisi dengan melakukan kontemplasi, perenungan terhadap berbagai hal.
Untuk menemani Sobat Mindset melakukan perenungan di Bulan Rajab, berikut Mindset pilihkan 20 puisi dari ulama sufi sekaligus penyair legendaris Jalaluddin Rumi.
1. Cinta dan Perasaan
Cintamu merasuk ke dalam hatiku ini
dan rasa bahagia pun pergi.
Setelah itu dia kembali, meletakkan barang bawaan,
lalu kembali pergi.
2. Pintu Hati
Ilustrasi Hati Manusia
- Unsplash @alexacea
Sebagian orang mengatakan
ada pintu dari satu hati ke hati lain,
tetapi sebenarnya pintu apa yang hati butuhkan
jika di antara mereka tidak ada dinding yang memisahkan?
3. Eksistensi Manusia di Dunia
Kita manusia adalah harta karun terpendam
di dunia tanah liat.
Takhta kekuasaan kita ini
berlangsung terus, abadi.
4. Jangan Putus Asa
Siapakah orang yang mengatakan
bahwa ruh yang kekal telah tiada,
atau orang yang beraninya mengucapkan
bahwa Mentari harapan sudah lewat?
5. Nafsu dan Cinta
Jika kamu benar-benar tegaskan
nama suci Cinta untuk nafsu manusia,
maka ketahuilah dan buktikanlah bahwa
jalan menuju Tuhan itu jauh dari nafsu Cinta.
6. Jiwa dan Raga
Daging adalah sungai
dan jiwa adalah alirannya.
Selamanya kamu berada di ujung terjauh
dari kedua kekuatan yang tak tepermanai itu.
7. Kedalaman Mata karena Pengalaman
Apa pun yang kamu katakan sudah bisa ditebak
sebagaimana kesimpulan.
Tuhan berbicara melalui pengalaman mata memandang.
8. Ilusi Arus dan Perahu
Ilustrasi Perahu di Sungai
- Unsplash @jacobowens1
Pada arus yang mengalir
perahu pun melaju cepat ke hilir.
Bagi pikiran yang tampak adalah seolah-olah
aliranlah, bukan perahu, yang melintas laju.
9. Beda Pikiran Pencinta dan Manusia Biasa
Di manakah bertempat pikiran pencinta?
Di dalam jalur piuhan angin.
Di manakah tajam pikir seorang manusia?
Bersama harta dan tercapainya ingin.
10. Jangan Ingat Tuhan hanya Saat dalam Kesulitan
Jika pernah, O Tuhan,
kelak aku melawan firman-Mu,
Jangan berikan lagi, janganlah berikan bantuan-Mu
saat dalam nestapa kupanggil nama-Mu.
11. Emas dan Makanan
Ilustrasi Emas
- Unsplash @zlataky
Jika kamu mencari emas
maka pada emaslah hidupmu tuntas.
Jika keserakahanmu terarah pada makanan
maka oleh makanan pula jiwamu akan diarahkan.
12. Delusi dan Dusta Dunia
Dunia ini sepenuhnya adalah delusi
dan kebohongan.
Kemiskinan duniawi adalah harta karun tunggal
dan satu-satunya tujuan yang ruh idamkan.
13. Jauhi Mengejar Duniawi
Masa kanak-kanak telah dilewati,
masa mudamu telah pergi,
masa tuamu adalah perihal kepalamu.
Pergilah jauh, jauhi dunia.
14. Harta Hanya Titipan Tuhan
Kita semua hanya permainan
kemahakuasaan Tuhan.
Seluruh kekuatan, seluruh kekayaan adalah milik Dia,
kita hanya para pengemis yang takpunya sepeser uang pun.
15. Eksistensi Sempurna
Ilustrasi Bulan Purnama
- Unsplash @lucahuter
Sembilan lapis langit larut
pada rembulan itu
saat perahu eksistensiku
karam dalam lautan cinta.
16. Hakikat Agama adalah Cinta
Ada tanah datar di seberang Islam dan kekufuran.
Di tanah itu Cinta kita menetap di titik pusat.
Ke tanah itulah si bijak pergi menundukkan kepala
karena di tanah itu tidak ada tempat
untuk si kafir maupun si muslim.
17. Manusia Mandiri
Apa pun yang kamu inginkan,
mintalah pada dirimu sendiri
karena apa pun yang kamu cari
hanya dalam dirimu bisa kamu temukan.
18. Lupakan Masa Lalu
Jangan membuang waktu dengan rindu
terhadap masa lalu.
Jangan terus-terusan menyesali beragam hal
yang terjadi pada zaman dulu.
19. Burung-Burung Ilahi
Ilustrasi Burung-Burung di Angkasa
- Unsplash @frankiefoto
Angkasa luas dan melingkar
tempat burung-burung Ilahi membubung bersayap bebas,
jika kamu tidak pernah belajar terbang
maka tidak akan ada sayap diberikan padamu.
20. Cinta dan Diri
Sungguh, cintamu telah mengubahku
menjadi musuh yang paling buruk
bagi diriku sendiri.
Demikian 20 kutipan puisi sufi Jalaluddin Rumi yang Mindset pilihkan dari karya legendarisnya Rubaiyyat. Kutipan-kutipan itu bisa Sobat Mindset baca di Bulan Rajab ini sambil bersiap menyambut hari bersejarah Isra Mi'raj Nabi Muhammad saw.