Waspada! 5 Kekeliruan Logika yang Bisa Menyesatkan Cara Berpikir Kita

Ilustrasi Kekeliruan Logika yang Bisa Menyesatkan Cara Berpikir.
Sumber :
  • Ist

Mindset – Hati-hati! Lima kekeliruan logika ini bisa menyesatkan pola pikir kita tanpa disadari. Kenali jenis-jenisnya agar bisa berpikir lebih kritis dan objektif.

Kita sering merasa yakin dengan pendapat sendiri, tapi pernahkah Anda menyadari bahwa cara berpikir kita bisa terjebak dalam kesalahan tanpa disadari?

Kekeliruan logika adalah jebakan yang dapat menyesatkan pemikiran, memengaruhi keputusan, dan bahkan membentuk opini publik yang keliru.

5 Kekeliruan Logika

Mari kita kupas lima kekeliruan logika yang paling sering terjadi agar kita lebih waspada dalam berpikir dan berdiskusi.

1. Ad Hominem – Menyerang Pribadi, Bukan Argumen

Alih-alih membantah ide yang disampaikan, seseorang justru menyerang karakter lawan bicara. Contoh yang sering muncul di media sosial:

'Tentu saja kamu bilang begitu, kamu kan selalu merasa paling benar!'

Alih-alih merespons argumen, serangan ad hominem justru mengalihkan perhatian dengan mendiskreditkan orang yang berbicara. Ini membuat diskusi tidak produktif dan jauh dari pencarian kebenaran.

2. Strawman – Mendistorsi Argumen Lawan

Strawman terjadi ketika seseorang mengubah argumen lawan menjadi versi yang lebih lemah atau ekstrem agar lebih mudah diserang. Contohnya:

A: 'Kita harus lebih sadar terhadap polusi plastik.'

B: 'Oh, jadi kamu ingin kita berhenti menggunakan plastik sama sekali? Itu tidak realistis!'

Padahal, argumen awal tidak menyatakan hal tersebut. Strawman sering muncul dalam debat politik dan sosial, menciptakan perpecahan daripada pemahaman.

3. False Dilemma – Memaksa Pilihan yang Terbatas

False dilemma membuat seolah-olah hanya ada dua pilihan, padahal kenyataannya banyak alternatif lain. Contoh yang umum ditemukan:

'Kalau kamu tidak mendukung kebijakan ini, berarti kamu menentang kemajuan negara.'

Pendekatan ini menyederhanakan permasalahan yang kompleks dan bisa menutup jalan diskusi yang lebih luas dan objektif.

4. Circular Reasoning – Berputar di Tempat

Ini terjadi ketika kesimpulan yang ingin dibuktikan digunakan sebagai premis itu sendiri. Misalnya:

'Dia orang jujur karena dia tidak pernah berbohong.'

Penalaran ini tidak memberikan bukti nyata, hanya mengulang premis dalam bentuk lain. Akibatnya, argumen tidak memiliki dasar yang kokoh.

5. Confirmation Bias – Hanya Percaya yang Sesuai dengan Keyakinan

Ini bukan sekadar kekeliruan logika, tetapi juga kecenderungan psikologis di mana kita hanya mencari dan menerima informasi yang mendukung keyakinan kita, sambil mengabaikan fakta yang bertentangan.

'Lihat! Semua artikel yang saya baca membuktikan bahwa teori saya benar.'

Padahal, mungkin ada banyak bukti lain yang tidak kita pertimbangkan. Bias konfirmasi membuat kita lebih sulit untuk melihat sudut pandang lain secara objektif.

Bagaimana Cara Menghindari Kekeliruan Logika?

  1. Berpikir Kritis – Selalu pertanyakan apakah argumen memiliki dasar yang kuat.
  2. Dengarkan dengan Terbuka – Jangan terburu-buru menolak argumen yang berbeda.
  3. Cek Fakta – Pastikan informasi yang Anda gunakan berasal dari sumber yang kredibel.
  4. Hindari Emosi Berlebih – Jangan biarkan perasaan mendikte logika Anda.
  5. Diskusi dengan Nalar – Gunakan logika dan bukti, bukan serangan pribadi atau asumsi berlebihan.

Kekeliruan logika adalah bagian dari sifat manusia, tetapi dengan kesadaran dan latihan, kita bisa menghindarinya. Dengan begitu, kita dapat berpikir lebih jernih, berdiskusi lebih sehat, dan membuat keputusan yang lebih bijak.

Jadi, apakah Anda masih yakin dengan semua yang Anda pikirkan?