Tingkat Kesopanan Warganet dan Iklim Demokrasi Kita

Derry Ridwan Maoshul: Tingkat Kesopanan Warganet & Iklim Demokrasi.
Sumber :
  • MindsetVIVA

Menanggapi berita hoaks, ujaran kebencian dan diskriminasi, al-Qur'an memiliki cara tersendiri. Sebagaimana pada Q.S. al-Hujurot ayat: 6,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ.

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (Q.S. al-Hujurot ayat: 6).

Pertama, teliti kebenaran dari suatu meme. Cari berbagai sumber terpercaya. Dari situ kita bisa menilai informasi yang disebar melalui meme itu benar atau tidak. 

Kedua, jangan sampai ketidaktahuan kita akan kebenaran suatu meme membuat kita mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Hal ini berkaitan dengan kebijaksanaan sikap. Kita perlu lebih bijak dalam bersikap. Di awali dengan tidak terlalu benci dan tidak terlalu suka pada calon tertentu.  

Kita bisa melihat biografi dari seorang calon. Bisa melihat rekam jejaknya. Kemudian melihat visi misi yang ditawarkannya. Dengan demikian kita menjadi pemilih yang rasional bukan yang emosional.

Solusi ketiga, lakukan aktivitas media sosial dengan kegiatan-kegiatan positif. Misalnya ikut mengkampanyekan pemilu damai atau menshare pengetahuan kepemiluan yang di share penyelenggara pemilu. Kita pun bisa ikut berperan aktif menjadi pengawas partisipatif yang mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilu 2024.