Pada Tiap Tetes Air Hujan Terdapat Satu Malaikat
- freepik.com
Mindset –Setiap tanggal 22 Maret, dunia memperingati Hari Air Sedunia atau disebut juga World Water Day.
Air adalah sesuatu yang terlalu biasa bagi kita di Indonesia dan sebuah perayaan penting untuk mengingatkan bahwa air sebenarnya sesuatu yang luar biasa.
Bumi bukan planet tanah tetapi planet air. Saking biasanya kita memperebutkan hak milik tanah dan saking melimpahnya air di sebagian wilayah kita, kita juga kerap melupakan bahwa air tidak kalah penting dari tanah.
Mari bayangkan daerah-daerah yang gersang tanpa air. Adakah kehidupan manusia di sana?
Bahkan penjelajahan terhadap planet-planet dalam tata surya kita juga fokus salah satunya pada fakta adakah air atau tidak di planet-planet tersebut.
Hari Air Sedunia ditetapkan oleh Majelis Umum PBB di tahun 1992. Latar belakang penetapan itu adalah kesadaran bahwa stok air bersih dunia semakin lama kian menyusut.
Apa sebabnya? Banyak. Salah satunya pencemaran sungai dan sumber-sumber air akibat industrialisasi. Sebab yang lain adalah iklim yang memburuk akibat pemanasan global.
Sebab yang lainnya lagi populasi penduduk dunia yang meningkat pesat tanpa diimbangi hunian dan penyediaan lingkungan yang memadai.
Islam, dan semua agama mana pun, mengajarkan manusia memperlakukan air dengan baik. Air dalam fikih Islam juga menjadi pembahasan tersendiri karena memiliki fungsi erat dengan praktik ibadah.
Ada banyak ayat Al-Qur’an yang menunjukkan pentingnya air. Dalam Surah Al-An’am ayat 99 misalnya Allah Swt. menyebutkan tentang air hujan yang menjadi penyiram tumbuhnya segala macam tumbuh-tumbuhan hijau.
Dalam kitab Badaiuz Zuhur disebutkan tafsir ayat tersebut dengan mengutip Ibnu Abbas. Bahwa turunnya setiap tetes air hujan disertai oleh satu malaikat.
Malaikat tersebut kemudian menempatkan tetes hujan tersebut di tempat yang Allah kehendaki. Dari situlah kemudian tumbuh tanam-tanaman dan rerumputan hijau.
Tidak mengherankan jika air hujan menjadi sumber inspirasi juga bagi para penyair. Salah satu penyair legendaris kita yang banyak mengangkat hujan dalam puisi adalah Sapardi Djoko Damono.
Selain itu, dalam Islam juga dikenal adanya empat sungai dunia yang konon mata airnya bersumber dari akar Sidratul Muntaha. Kisah tersebut kita dapatkan dari kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad saw.
Adapun empat sungai terkait adalah Sungai Nil, Sungai Eufrat, Sungai Seyhan, dan Sungai Jeyhan.
Lalu bagaimana tentang lautan? Ada banyak sekali bagian dalam kisah-kisah Islam di mana lautan memegang peranan penting.
Semua itu menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk memperlakukan lingkungan dengan baik, termasuk air. Tidak ada kata terlambat untuk ramah lingkungan termasuk ketika kita baru memulainya saat memperingati Hari Air Sedunia 22 Maret 2023.