4 Ciri Kamu Sering Kecewa dan Cara-Cara Mengatasinya

Ilustrasi Rasa Kecewa
Sumber :
  • Unsplash @jonecohen

Mindset –Setiap orang termasuk kamu pasti pernah mengalami rasa kecewa. Hal tersebut tentu wajar karena sebagai salah satu bentuk emosi, wajar-wajar saja mengalami rasa kecewa. Akan tetapi kalau rasa kecewa terlalu sering kamu alami, hal itu jelas tidak sehat sekaligus tidak menyenangkan. 

Perasaan kecewa sering terjadi akibat sikap kita sendiri. Bukan berarti kita salah, tetapi sikap kita bisa saja disengaja atau tidak menyediakan kemungkinan-kemungkinan untuk mengalami rasa kecewa. Padahal, sikap adalah pilihan, artinya kita bisa mencoba mengubah sikap kita supaya kita tidak mudah mengalami rasa kecewa.

Oleh sebab itu, penting bagi kita mempelajari psikologi harapan. Berikut 4 ciri kamu tipe orang yang mudah mengalami rasa kecewa dan cara-cara mengatasinya.

1. Terlalu Banyak Berharap

Ada harapan, ada kekecewaan. Tidak semua harapan terpenuhi karena kita hidup di bumi tidak di surga. Karena itu, berdasarkan teori peluang, semakin banyak kamu berharap, semakin banyak pula peluang kamu untuk merasa kecewa. 

Lalu bagaimana solusinya? Apakah kita tidak boleh berharap sama sekali? 

Tentu saja tidak demikian. Menjadi manusia nihilis yang menatap dunia dengan selalu pesimis bukanlah solusi. Langkah paling sehat mengatasi hal ini adalah menimbang dengan lebih realistis apakah dalam satu hal kita layak berharap atau tidak. 

2. Kurang Mandiri

Jika kamu terlalu banyak berharap maka kamu cenderung orang yang kurang mandiri. Mengapa demikian? Karena orang yang mandiri pasti lebih dahulu mengandalkan diri sendiri sebelum mengharapkan apa pun dari orang lain. 

Lalu bagaimana cara untuk mandiri?

Sebagian orang mungkin mengatakan menjadi pribadi mandiri itu mudah. Akan tetapi pada dasarnya tidak demikian. Sikap mandiri atau tidak dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk urutan kelahiran. Anak sulung misalnya cenderung lebih mudah mandiri daripada anak bungsu. 

Oleh sebab itu, mulai saat ini, jika kamu menghadapi satu persoalan, cobalah untuk memikirkan solusinya sendiri terlebih dahulu. Jika kamu sudah mencoba dan gagal, barulah kamu bisa mengharapkan bantuan dari orang lain. 

3. Terlalu Banyak Husnuzon

Husnuzon adalah salah satu sikap yang baik dan dianjurkan. Akan tetapi bukan berarti tidak ada hal-hal yang harus kamu perhatikan untuk bersikap husnuzon. Jika salah tempat dan waktu, bersikap husnuzon justru bisa menyebabkan kamu mengalami rasa kecewa. 

Sebelum bersikap husnuzon, kamu misalnya harus memperhatikan pengalaman. Tindakan seseorang pada masa kini bisa ditebak dengan melihat rekam jejak dia pada masa lalu. Pastikan bahwa sikap husnuzon harus selalu disertai sikap waspada. 

4. Sukar Menilai Watak Orang

Manusia adalah makhluk sosial. Artinya, manusia selalu membutuhkan orang lain. Sayangnya kita kadang lupa bahwa watak setiap orang berbeda-beda. Supaya kebutuhan kita untuk menjalin relasi dengan orang lain berujung sesuai harapan, kita harus mengetahui cara menilai watak orang. 

Cara menilai watak orang bisa dilakukan dengan belajar psikologi. Selain itu, juga bisa dilakukan dengan belajar dari pengalaman. Watak adalah sesuatu yang sudah tertanam sehingga mengubahnya bukan hal mudah. 

Pada zaman dahulu, ilmu watak biasa dipelajari berdasarkan raut wajah yang disebut fisiognomi. Pada masa kini, fisiognomi bukan hal mutlak. Ada baiknya kamu mempelajari fisiognomi dan mengombinasikannya dengan temuan-temuan psikologi terbaru untuk mengenali watak orang-orang yang kamu temui.