Film "Ketika Berhenti di Sini" Garapan Umay Shahab Ramai di Sosmed, Berikut Fakta Menarik Sinema Ini

Flyer film Ketika Berhenti di Sini.
Sumber :
  • Sinemaku Pictures

Entertainment, MindsetFilm Ketika Berhenti di Sini garapan sutradara Umay Shahab menjadi perbincangan warganet beberapa hari ini. Lantas apa sih yang membuat film ini menarik? Simak ulasan selengkapnya!

Kreatifitas sinema Indonesia tercipta lewat tangan piawai Umay Shahab.

Meski saat ini sinema drama Korea menarik minat penonton Indonesia, namun inovasi Umay Shabab dengan memadukan realita, merajut benang cerita yang tak lekang oleh waktu.

Film Ketika Berhenti di Sini diperankan oleh Anindita Semesta (Prilly Latuconsina) yang berpasangan dengan Ed (Bryan Domani). 

Alur Cerita

Alur cerita Film Ketika Berhenti di Sini bermula dengan kematian Ed dalam kecelakaan tragis. 

Dita, terpuruk dan remuk, sepeninggal kekasihnya Ed yang pergi tak kembali. Setelah sekian lama, Dita mencoba membuka hati dengan Ifan (Refal Hady) untuk melupakan kekasihnya yang telah mati. 

Namun, di balik jeda waktu, Dita menemukan jalinan rasa yang nyaris terkubur bersama Ed. Semuanya dimulai saat kacamata AI hadir.

Ini bukan sekadar kisah, melainkan alur yang membuka luka dan juga menyembuhkan, menyeret kita dalam memori yang tak terlupakan.

Kisah Film Ketika Berhenti di Sini Bermula dari Mimpi Umay Shabab

Tak diduga, kisah menyentuh ini terbangun dari mimpi pribadi Umay, sutradara berbakat di balik layar.

Seperti mengelilingi kita, ia juga merasakan kehilangan dalam dimensi personal. Dari titik itulah tercetus ide mengenai sebuah alat yang menghubungkan kita dengan mereka yang pergi.

Dalam pelukannya, film ini menggambarkan perjalanan suka dan duka ketika harus berdampingan dengan kepergian.

Rasa kehilangan sulit diterima, dan 'Ketika Berhenti di Sini' mencoba merangkai setiap potongan hati yang tercecer.

Dunia pun bersiap menyambut kemegahan karya ini. Setelah menyinari layar bioskop di seluruh penjuru Indonesia.

Film Ketika Berhenti di Sini pun dikabarkan akan ditayangkan di bioskop Malaysia. Selain itu juga Brunei dan Singapura akan memutar film karya Umay Shabab ini

Entertainment, MindsetFilm Ketika Berhenti di Sini garapan sutradara Umay Shahab menjadi perbincangan warganet beberapa hari ini. Lantas apa sih yang membuat film ini menarik? Simak ulasan selengkapnya!

Kreatifitas sinema Indonesia tercipta lewat tangan piawai Umay Shahab.

Meski saat ini sinema drama Korea menarik minat penonton Indonesia, namun inovasi Umay Shabab dengan memadukan realita, merajut benang cerita yang tak lekang oleh waktu.

Film Ketika Berhenti di Sini diperankan oleh Anindita Semesta (Prilly Latuconsina) yang berpasangan dengan Ed (Bryan Domani). 

Alur Cerita

Alur cerita Film Ketika Berhenti di Sini bermula dengan kematian Ed dalam kecelakaan tragis. 

Dita, terpuruk dan remuk, sepeninggal kekasihnya Ed yang pergi tak kembali. Setelah sekian lama, Dita mencoba membuka hati dengan Ifan (Refal Hady) untuk melupakan kekasihnya yang telah mati. 

Namun, di balik jeda waktu, Dita menemukan jalinan rasa yang nyaris terkubur bersama Ed. Semuanya dimulai saat kacamata AI hadir.

Ini bukan sekadar kisah, melainkan alur yang membuka luka dan juga menyembuhkan, menyeret kita dalam memori yang tak terlupakan.

Kisah Film Ketika Berhenti di Sini Bermula dari Mimpi Umay Shabab

Tak diduga, kisah menyentuh ini terbangun dari mimpi pribadi Umay, sutradara berbakat di balik layar.

Seperti mengelilingi kita, ia juga merasakan kehilangan dalam dimensi personal. Dari titik itulah tercetus ide mengenai sebuah alat yang menghubungkan kita dengan mereka yang pergi.

Dalam pelukannya, film ini menggambarkan perjalanan suka dan duka ketika harus berdampingan dengan kepergian.

Rasa kehilangan sulit diterima, dan 'Ketika Berhenti di Sini' mencoba merangkai setiap potongan hati yang tercecer.

Dunia pun bersiap menyambut kemegahan karya ini. Setelah menyinari layar bioskop di seluruh penjuru Indonesia.

Film Ketika Berhenti di Sini pun dikabarkan akan ditayangkan di bioskop Malaysia. Selain itu juga Brunei dan Singapura akan memutar film karya Umay Shabab ini