Kisah Tongkat Nabi Musa di Balik Harlah NU 16 Rajab

Ilustrasi Nabi Musa Membelah Laut Merah
Sumber :
  • Pixabay / Jeff Jacobs

Mindset – NU atau Nadlatul Ulama didirikan di Jombang oleh KH Hasyim Asy’ari tanggal 16 Bulan Rajab 1344 Hijriah.

Tanggal tersebut bersesuaian dengan 31 Januari 1926. Tanggal 7 Februari 2023 jemaah Nahdliyyin memperingati satu abad harlah NU di Sidoarjo

Di balik berdirinya NU ada banyak kisah legendaris, salah satunya mengenai isyarat dari KH Kholil Bangkalan.

Pada tahun 1924, KH Kholil menyerahkan sebuah tongkat kepada KH Hasyim Asy’ari melalui KH Raden As’ad Syamsul Arifin. 

Penyerahan tongkat tersebut juga disertai 7 ayat Al-Qur’an. Ayat yang dimaksud adalah surat Thaha dari ayat 17 sampai 23.

Ayat-ayat tersebut mengisahkan tongkat yang merupakan mukjizat Nabi Musa as. 

Lalu bagaimana sebenarnya rincian mengenai tongkat Nabi Musa tersebut?

Menurut kisah dalam kitab Badaiuz Zuhur, Nabi Musa as mendapatkan tongkat tersebut dari Nabi Syu’aib. Nabi Musa as mendapatkannya setelah menikahi putri Nabi Syu’aib, Syafura. 

Pada suatu hari saat Nabi Musa as akan menggembalakan kambing seperti biasa, Nabi Syu’aib menyuruh Nabi Musa mengambil tongkat dari rumah. Di rumah ternyata terdapat beberapa tongkat.

Nabi Musa as memilih tongkat berwarna merah. Nabi Syu’aib mengecek tongkat tersebut kemudian mengatakan kepada Nabi Musa as supaya menyimpan kembali tongkat itu dan mengambil yang lain. 

Nabi Musa as melakukannya sampai berulang kali dan terjadi keajaiban bahwa tiap kali beliau mengembalikan tongkat itu dan mengambil yang lain, yang terpegang oleh tangannya ternyata tetap tongkat yang tadi. 

Akhirnya Nabi Syu’aib mengatakan kepada Nabi Musa as untuk mempergunakan tongkat itu dan menjaganya baik-baik.

Dikatakan juga bahwa tongkat tersebut terbuat dari pohon yang tumbuh di surga dan merupakan hadiah dari Allah Swt. untuk Nabi Adam as.

Al-Qur’an surat Thaha ayat 17 sampai 23 mengisahkan Nabi Musa as diperintahkan oleh Allah Swt. untuk melemparkan tongkatnya. Tongkat tersebut kemudian berubah menjadi ular. 

Nabi Musa as semula merasa takut akan ular tersebut, tetapi Allah Swt. memerintahkannya untuk memegang ular itu dan ular itu pun kemudian kembali menjadi tongkat. 

Kisah tersebut terjadi di Bukit Sinai atau Gunung Thursina saat Nabi Musa as sedang dalam perjalanan kembali ke Mesir dari Madyan.

Kelak tongkat itu pula yang menjadi alat Nabi Musa as mengalahkan para tukang sihir Fir’aun sampai mereka akhirnya berbalik menjadi pengikut Nabi Musa as. 

Tongkat itu juga yang digunakan dalam kisah legendaris saat Nabi Musa as membelah laut merah.

Saat itu Nabi Musa as memimpin pelarian bangsa Israil dari Mesir. Momen itu juga menandai akhir kehidupan Fir'aun. 

Demikian kisah ringkas tongkat Nabi Musa as, Sobat Mindset. Kisah penyerahan tongkat dari KH Kholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asy’ari beserta ayat-ayat Al-Qur’an mengandung isyarat yang dalam.

Semoga kisah tersebut bisa menjadi bahan renungan kita di saat memperingati satu abad Harlah Nahdlatul Ulama 2023.