7 dalam Tradisi Islam, dari Bulan Rajab sampai Ashabul Kahfi

Ilustrasi Angka 7
Sumber :
  • Unsplash @waldemarbrandt67w

MindsetBulan Rajab merupakan bulan ke-7 dalam penanggalan Islam atau Kalender Hijriyah. Angka 7 sendiri memiliki sangat banyak makna simbolis. Bukan hanya tradisi Islam yang memandang tinggi filosofi angka 7 tetapi juga berbagai tradisi lain sejak zaman kuno. 

Salah satu buku yang bisa dijadikan rujukan terkait angka dalam berbagai tradisi di dunia adalah karya orientalis Jerman, Annemarie Schimmel. Annemarie Schimmel banyak menulis buku terkait tasawuf atau mistisisme Islam. Bukunya tentang makna filosofis angka-angka sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul The Mistery of Numbers, Misteri Angka-Angka (2006).

Berdasarkan buku tersebut, salah satu makna angka 7 dalam tradisi Islam merujuk pada novel terkenal karya Ibnu Thufail, yaitu Hayy ibn Yaqzhan. Dalam novel tersebut angka 7 menjadi simbol tahapan yang harus dilewati manusia untuk meraih kesempurnaan moral dan juga spiritual. Satu tahapan berlangsung selama 7 tahun. 

Selanjutnya, angka 7 juga banyak muncul dalam teks-teks Islam, terutama sebagai pengaruh tradisi Semit. Dalam karya legendaris penyair Persia Firdausi, Shahnama, sebuah buku yang bisa dianalogikan dengan Babad Tanah Jawa dalam tradisi Jawa, dikisahkan tokoh Rustam mengambil 7 langkah heroik, demikian juga tokoh lain, Isfandiyar. 

Masih dalam teks yang sama, jumlah anak Raja Gurshasp adalah 7 anak laki-laki. Selain itu, tokoh Giv juga dikisahkan harus mengembara selama 7 tahun. 

Di dalam kitab suci Al-Qur’an, disebutkan bahwa langit dan bumi masing-masing memiliki 7 lapis. Dalam ibadah haji, tawaf dilakukan sebanyak 7 putaran, lari-lari kecil antara Shafa dan Marwa dilakukan sebanyak 7 kali, dan jumlah kerikil yang dilemparkan saat melempar Jamrah sejumlah 7 kerikil. 

Ilustrasi Tawaf mengelilingi Kabah

Ilustrasi Tawaf mengelilingi Kabah

Photo :
  • Pixabay / Konevi