5 Aturan Salam dalam Islam, Termasuk Kapan Kita Tak Perlu Menjawabnya
- freepik.com
Mindset –Seminggu ini perbincangan tentang fatwa MUI mengenai larangan salam lintas agama merebak di media sosial Twitter/X.
Sebagaimana halnya reaksi terhadap sebuah fatwa maka ada pihak-pihak yang pro dan ada pula yang kontra.
Masing-masing pihak tentu memiliki alasan masing-masing, baik alasan yang bersifat aqli ataupun naqli.
Mengucapkan salam tentu saja merupakan bagian dari akhlak terpuji, tetapi hal tersebut bisa menjadi buruk dalam situasi tertentu.
Filosofi salam tersebut tampaknya yang mendasari fatwa MUI mengenai tidak bolehnya mengucapkan salam selain menggunakan salam sesuai ajaran Islam atau salam yang netral seperti Selamat Pagi.
Hal tersebut tentu merupakan salah satu tafsir atas ayat kerukunan beragama yang tercantum di dalam Al-Quran:
Masih terkait salam, ternyata ada aturan-aturan khusus di dalam Islam mengenainya.
Berikut Mindset sajikan 5 aturan salam yang penting untuk diketahui oleh umat Islam.
1. Siapa yang Lebih Dulu Mengucapkan Salam
Salah satu aturan utama terkait salam adalah siapa yang harus lebih dahulu mengucapkan salam saat dua orang muslim berjumpa?
Apakah orang yang lebih muda dahulu yang mengucapkan salam? Atau justru yang lebih tua menyapa lebih dahulu?
Aturan mengenai hal tersebut sudah dijelaskan dalam sebuah hadis nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa yang muda mengucapkan salam kepada yang tua, yang lewat kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak.
2. Momen Tidak Perlu Mengucapkan Salam atau Menjawabnya
Ada momen-momen tertentu ketika kita tidak perlu mengucapkan salam ataupun menjawab salam.
Ketika kita berjumpa dengan orang yang suka melaksanakan maksiat, maka kita tidak perlu mengucapkan salam.
Harapannya, dengan dicuekin, maka si pelaku maksiat tersebut kemudian sadar akan kondisi dirinya dan berhenti dari kemaksiatan.
Selain itu, disebutkan juga dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengenai momen ketika nabi tidak menjawab salam.
Momen tersebut terjadi ketika ada orang yang mengucapkan salam kepada nabi sementara nabi sedang melakukan buang air kecil.
3. Berjabat Tangan Saat Berjumpa
Selain salam, bentuk kehangatan antara sesama muslim ketika berjumpa juga diwujudkan dengan berjabat tangan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, disebutkan bahwa berjabat tangan merupakan kebiasaan para sahabat nabi.
Selain itu, ada juga banyak hadis-hadis nabi yang lain yang menunjukkan bahwa nabi pun biasa menjabat tangan sahabat.
Sementara mengenai keutamaan berjabat tangan, nabi pernah bersabda bahwa dua orang muslim yang berjumpa dan berjabat tangan akan diampuni dosanya sebelum mereka berpisah.
4. Larangan Tidak Menyapa Lebih dari 3 Hari
Islam sangat menjunjung tinggi persaudaraan, dan salam sebagai bentuk sapaan sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Sebaliknya, sangat populer hadis nabi yang menjelaskan mengenai larangan tidak menyapa teman atau saudara lebih dari 3 hari.
Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa orang yang paling baik di antara kedua orang tersebut adalah yang memulai mengucap salam.
Meski demikian, situasi ini tentu diperbolehkan jika ada alasan yang memang dibenarkan oleh syariat Islam.
5. Orang Pertama Mengucapkan Salam Kepada Nabi
Terkait dengan lafal salam Islam, ada kisah dari Abu Dzar yang disampaikan dalam sebuah hadis diriwayatkan Imam Muslim.
Abu Dzar mengisahkan bahwa setelah masuk Islam, dia mendatangi Nabi dan dialah orang pertama yang mengucapkan salam kepada Nabi dengan salam Islam.
Adapun salam yang diucapkan adalah assalamu ‘alaika dan dijawab oleh Nabi dengan waalaikassalam.
Demikian 5 aturan terkait salam dalam Islam yang penting diketahui oleh semua Muslim demi meningkatkan sikap toleransi.