Tafsir Cabul Rabi Yahudi dalam Talmud, Nabi Adam Pelaku Bestialitas

Dunia Hewan
Sumber :
  • freepik.com

Mindset –Kitab Talmud dan ajaran-ajaran mengerikan di dalamnya sudah banyak dipaparkan para penelaah di seluruh dunia. 

Selain memuat ajaran-ajaran rasis, Kitab Talmud juga menempatkan bangsa Yahudi sebagai ras unggul di muka bumi.

Selain itu, salah satu yang juga populer adalah banyaknya ajaran cabul di dalam kitab Talmud, bahkan terkait Nabi-Nabi. 

Kitab Talmud merupakan penafsiran ajaran-ajaran kitab Taurat oleh para Rabi Yahudi. 

Kitab Suci Agama Yahudi

Photo :
  • Pixabay / FotoRieth

Jika dibandingkan dengan agama Islam, maka jika Taurat analog dengan Al Quran, maka Talmud adalah analog dengan tafsir-tafsir Al Quran.

Akan tetapi bedanya dalam Islam prinsip etika saat menafsirkan kitab suci sangat dipegang teguh. 

Para mufasir tidak akan seenaknya menafsirkan Al Quran dengan hanya menggunakan pendapat sendiri.

Para mufasir pasti akan menyandarkan tafsirnya pada berbagai hadis Nabi dan atsar para sahabat Nabi. 

Bahkan hadis-hadis yang dikutip oleh para mufasir pun bisa saja dikritik status kredibilitasnya oleh para mufasir setelahnya.

Ilustrasi Kitab Hadis

Photo :
  • Pexels | @bagas-rais-r-3101477

Selain itu, terkadang ada juga riwayat-riwayat israiliyat masuk ke dalam kitab tafsir, yakni riwayat yang berasal dari tradisi Yahudi.

Salah satu ciri khas riwayat israiliyat biasanya adalah berupa cerita menakjubkan dan tidak masuk akal. 

Selain itu, riwayat Israiliyat juga sering mengabaikan etika, termasuk menyematkan berbagai perilaku tercela pada nabi-nabi.

Oleh karena itu, tidak mengherankan juga jika penafsiran para Rabi Yahudi terhadap ajaran kitab Taurat yang dikompilasi sebagai Talmud juga banyak memiliki karakteristik demikian.  

Meski begitu, suara-suara kritis di kalangan cendekiawan Yahudi juga ada, artinya mereka menolak tafsir-tafsir dalam Talmud yang tidak masuk akal. 

Nabi Adam Melakukan Bestialitas?

Ilustrasi Adam dan Hawa

Photo :
  • Pixabay / Clevenider

Salah satu kisah menjijikkan dan cabul yang bisa ditemukan dalam Kitab Talmud adalah pernyataan bahwa Nabi Adam melakukan bestialitas.

Sebagai penjelasan, bestialitas merujuk pada persetubuhan antara manusia dengan hewan.

Bagian yang memuat pernyataan tersebut persisnya adalah Yevamot 63a pada bagian tafsir Rabi Eliazar terhadap Genesis 2:23.

Yevamot adalah bagian dari Talmud yang terutama membahas pernikahan levirat, yaitu pernikahan wajib seorang pria dengan janda saudaranya selepas saudaranya mati. 

Bagian dari Genesis 2:23 yang ditafsirkan berbunyi Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.

Konteksnya, ungkapan tersebut merupakan ucapan Nabi Adam ketika melihat Hawa untuk pertama kali di firdaus.   

Ilustrasi Taman yang Dipenuhi Pepohonan dan Mata Air

Photo :
  • Pixabay / ajs1980518

Rabi Eliazar kemudian menafsirkan ayat tersebut bahwa maksudnya adalah Adam telah menyetubuhi setiap hewan saat dia mencari pasangan dan dia tidak merasa nyaman dengan itu sampai dia menyetubuhi Hawa.

Rabi Eliazar juga menautkan tafsirnya tersebut dengan bagian dari Genesis 2:20 yang berbunyi dan bagi Adam, tidak dia jumpai penolong yang sepadan dengan dia

Dengan kata lain, Rabi Eliazar sudah melakukan penafsiran liar dan cabul untuk ayat-ayat Taurat yang sama sekali tidak menyinggung bestialitas. 

Ayat tersebut pada dasarnya mengungkapkan kesadaran Nabi Adam saat memberi nama kepada semua burung dan hewan bahwa dia ternyata sendirian. 

Karena itulah kehadiran Hawa sebagai pasangannya menimbulkan kegembiraan, sementara ungkapan tentang tulang dan daging itu merujuk pada status Hawa yang sama-sama manusia. 

Momen yang sama diungkapkan dalam Al Quran Surah Al A’raf ayat 189:

Surah Al Araf ayat 189

Photo :
  • Tangkapan layar Tafsir Al-Mishbah

Dalam ayat tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah, liyaskuna berasal dari kata sakana yang artinya ketenangan yang didahului oleh kegelisahan.

Dengan demikian, kehadiran Hawa bisa dikatakan mengakhiri kegelisahan Nabi Adam terkait ketiadaan pasangan, sementara hewan-hewan di surga berpasang-pasangan dan berkelompok.

Baik dalam Genesis yang kemudian menjadi bagian dari Perjanjian Lama ataupun dalam ayat Al Quran, tidak ada teks yang memuat indikasi bahwa dalam pencarian pasangan itu Adam melakukan bestialitas sebagai semacam percobaan.

Satu-satunya tuduhan cabul terhadap nabi yang dalam Islam sangat dimuliakan dan dianggap maksum itu hanya ada dalam Talmud.