Jejak Matah Ati dalam Perang Mangkunegaran, Kecantikan dan Keberaniannya Dihadirkan dalam Sorotan AI

Ilustrasi sosok prajuri Matah Ati yang cantik versi AI.
Sumber :
  • TikTok/@ainusantara

Pesona kehebatannya serta keelokan Matah Ati berhasil membuat hati Raden Mas Said terpikat dengan kharismanya.

Sejak pertemuannya, Rubiyah dikenal sebagai sosok yang memancarkan keindahan. Dari 26 prajurit perempuan, Raden Mas Said hanya terpukau pada Rubiyah yang memiliki kecantikan dan tanda khusus di kain yang dikenakannya.

Berkat keistimewaannya, Roro Rubiyah dinikahi oleh Raden Mas Said setelah ia berhasil bertakhta sebagai Mangkunegara I. Gelar kehormatan "Bendara Raden Ayu Matah Hati" pun diberikan padanya.

Peninggalan Matah Ati yang Abadi

Catatan sejarah mencatat bahwa Matah Ati, yang juga dikenal sebagai Roro Rubiyah, meninggal pada tahun 1814.

Berdasarkan keistimewaannya, ia meminta kepada Mangkunegara I agar pusaranya dibangun di suatu tempat yang terpencil, di luar jangkauan wilayah kekuasaan Mangkunegaran.

Tempat peristirahatan terakhirnya yang istimewa terletak di Astana Mangadeg, Girilayu, Matesih, Karanganyar, tidak dijadikan satu dengan makam keluarga Trah Mangkunagaran.