Kontroversi di Bursa Transfer, Liverpool Lebih Memilih Salah daripada Brandt, Keputusan Tepatkah?

Mohamed Salah - Julian Brandt.
Sumber :
  • Twitter

Mindset – Bursa transfer selalu menjadi sorotan utama dalam dunia sepak bola. Keputusan klub dalam merekrut pemain seringkali mengundang kontroversi dan perdebatan di kalangan para penggemar. Salah satu keputusan transfer yang menarik perhatian adalah ketika Liverpool lebih memilih untuk merekrut Mohamed Salah daripada Julian Brandt pada tahun 2017. Pertanyaannya adalah, apakah keputusan ini tepat?

Jürgen Klopp, manajer Liverpool, awalnya menetapkan pandangannya pada rekan sesama negaranya, Julian Brandt.

Namun, akhirnya, Liverpool justru merekrut Mohamed Salah dengan biaya sekitar $45 juta (£35 juta/€41 juta).

Meskipun awalnya dihubungkan dengan kepindahan senilai $32 juta (£25 juta/€29 juta), Brandt menolak tawaran Liverpool.

Mohamed Salah, yang sebelumnya mengalami kesulitan di Chelsea, ternyata menjadi sukses besar di Liverpool.

Pemain berusia 31 tahun itu telah meraih berbagai penghargaan, termasuk gelar Premier League dan Liga Champions, serta memecahkan berbagai rekor.

Kontroversi ini menjadi bahan pembicaraan dalam sebuah episode Stick to Football, di mana Jamie Carragher, Ian Wright, Roy Keane, Jill Scott, dan Gary Neville membahas siapa seharusnya memiliki peran dalam merekrut pemain. 

Mo Salah saat cetak gol ke-187 dalam laga Liverpool vs Bournemouth.

Photo :
  • Twitter/@LFC

Pertanyaannya adalah apakah tim rekruitmen dan pendekatan transfer berbasis data seharusnya berperan, ataukah manajer yang seharusnya mengendalikan bisnis transfer.

Saat ini, Julian Brandt sukses bersinar di Jerman bersama tim lama Klopp, Borussia Dortmund.

Pemain berusia 27 tahun itu telah membuktikan nilai dirinya dengan tampil sebanyak 215 kali untuk Leverkusen sebelum pindah ke Dortmund, di mana dia telah bermain hampir 200 pertandingan.

Brandt mengungkapkan bahwa pindah ke Anfield "tidak sesuai" baginya.

Keputusan Liverpool untuk memilih Mohamed Salah daripada Julian Brandt menjadi topik perdebatan yang menarik.

Kesuksesan Salah di Anfield telah membuktikan bahwa keputusan tersebut mungkin adalah langkah yang tepat. Tetapi tetap mengundang pertanyaan apakah Brandt juga bisa memberikan dampak positif bagi The Reds jika diberikan kesempatan. Seperti halnya dalam sepak bola, kebenaran sebuah keputusan seringkali dapat diukur dari prestasi yang dihasilkannya

Mindset – Bursa transfer selalu menjadi sorotan utama dalam dunia sepak bola. Keputusan klub dalam merekrut pemain seringkali mengundang kontroversi dan perdebatan di kalangan para penggemar. Salah satu keputusan transfer yang menarik perhatian adalah ketika Liverpool lebih memilih untuk merekrut Mohamed Salah daripada Julian Brandt pada tahun 2017. Pertanyaannya adalah, apakah keputusan ini tepat?

Jürgen Klopp, manajer Liverpool, awalnya menetapkan pandangannya pada rekan sesama negaranya, Julian Brandt.

Namun, akhirnya, Liverpool justru merekrut Mohamed Salah dengan biaya sekitar $45 juta (£35 juta/€41 juta).

Meskipun awalnya dihubungkan dengan kepindahan senilai $32 juta (£25 juta/€29 juta), Brandt menolak tawaran Liverpool.

Mohamed Salah, yang sebelumnya mengalami kesulitan di Chelsea, ternyata menjadi sukses besar di Liverpool.

Pemain berusia 31 tahun itu telah meraih berbagai penghargaan, termasuk gelar Premier League dan Liga Champions, serta memecahkan berbagai rekor.

Kontroversi ini menjadi bahan pembicaraan dalam sebuah episode Stick to Football, di mana Jamie Carragher, Ian Wright, Roy Keane, Jill Scott, dan Gary Neville membahas siapa seharusnya memiliki peran dalam merekrut pemain. 

Mo Salah saat cetak gol ke-187 dalam laga Liverpool vs Bournemouth.

Photo :
  • Twitter/@LFC

Pertanyaannya adalah apakah tim rekruitmen dan pendekatan transfer berbasis data seharusnya berperan, ataukah manajer yang seharusnya mengendalikan bisnis transfer.

Saat ini, Julian Brandt sukses bersinar di Jerman bersama tim lama Klopp, Borussia Dortmund.

Pemain berusia 27 tahun itu telah membuktikan nilai dirinya dengan tampil sebanyak 215 kali untuk Leverkusen sebelum pindah ke Dortmund, di mana dia telah bermain hampir 200 pertandingan.

Brandt mengungkapkan bahwa pindah ke Anfield "tidak sesuai" baginya.

Keputusan Liverpool untuk memilih Mohamed Salah daripada Julian Brandt menjadi topik perdebatan yang menarik.

Kesuksesan Salah di Anfield telah membuktikan bahwa keputusan tersebut mungkin adalah langkah yang tepat. Tetapi tetap mengundang pertanyaan apakah Brandt juga bisa memberikan dampak positif bagi The Reds jika diberikan kesempatan. Seperti halnya dalam sepak bola, kebenaran sebuah keputusan seringkali dapat diukur dari prestasi yang dihasilkannya