FL Anak Vincent Rompies Terlibat Bullying? Ini Asal-Usul Kata Bullying
- freepik.com
Mindset –FL anak komedian terkenal Vincent Rompies diduga terlibat kasus bully siswa SMA Binus School Serpong.
Berita terkini sedang diramaikan oleh terbongkarnya kasus bully yang menyebabkan siswa korban masuk rumah sakit.
Kasus tersebut terbongkar pertama-tama melalui postingan viral Twitter atau X.
Tindakan bullying tersebut dilakukan oleh geng anak sekolah tersebut yang disebut dengan GT, kependekan dari Geng Tai.
Geng tersebut dikabarkan sudah ada sejak lama dan eksis sampai kini generasi ke-9.
Selain anak Vincent Rompies, dua anak tokoh terkenal lain juga diduga ikut terlibat, mereka adalah anak Arief Suditomo dan Dokter Edwin Tobing.
Asal-usul Bullying
Kata bullying merupakan kata dalam bahasa Inggris yang tercatat digunakan sebagai kata kerja sejak tahun 1685.
Menurut kamus Merriam Webster kata tersebut berarti memperlakukan seseorang dengan kejam, menghina, mengancam, atau bergaya agresif.
Sebenarnya kata tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, tetapi kata bully dan bullying sudah telanjur terkenal.
Dalam bahasa Indonesia, tindakan membully atau bullying disebut sebagai merundung, berasal dari akar kata rundung.
Selain itu, sebagian pihak juga kadang mengartikan bullying dengan memersekusi, berasal dari kata persekusi.
Baik kata rundung maupun persekusi sudah masuk ke dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru.
Jika melihat penggunaan awal kata bully dalam bahasa Inggris tampak bahwa perundungan sudah ada sejak sangat lama.
Perlu dicatat bahwa pada masa kini, perundungan bukan hanya berupa kekerasan fisik, tetapi bisa juga berupa kekerasan verbal di media sosial.
Akhir-akhir ini kasus perundungan sering mencuat sebagai berita terkini terutama melibatkan anak-anak sekolah.
Bagi anak usia sekolah memang sedang dalam proses pencarian jati diri sehingga jika salah didik akan cenderung menyukai gelar jagoan.
Itulah biasanya alasan yang membuat anak sekolah tergiur untuk bergabung ke dalam geng di sekolah.
Kemudian didorong oleh perasaan jagoan, mereka kemudian akan terdorong melakukan perundungan terhadap pihak lemah, misalnya junior.
Perundungan adalah masalah besar yang harus ditangani oleh banyak pihak dari mulai guru di sekolah sampai orang tua di rumah.
Pola didik dan asuh yang tepat jelas sangat dibutuhkan untuk mencegah munculnya kasus-kasus perundungan lain.